Daftar Isi

Kamis, 31 Agustus 2017

#Kulwapbunsayiip #Bintangkeluarga #harike7

#Kulwapbunsayiip

#tantangan 10 hari

#level7

#hari ke 7

#Bintangkeluarga

Perang kancing

Hari ini lelah sekali, tapi tidak bagi Ade. Saya berharap Ade tidur siang tapi dia tidak mau.

Seperti yang sudah saya rencanakan sebelumnya, Ade mau saya ajak menggambar atau mewarnai. Tapi saya benar-benar lelah setelah semalam mengerjakan pesanan, sampai pukul 12 masih terus menjahit.

“Ma, kancing punya Ade mana?” tangan mungilnya menggapai kotak kecil berisi kancing hias.

Di kotak itu ada satu botol khusus kancing yang sudah tidak terpakai. Kancing yanh retak, usang atau bekas pakai saya simpan khusus untuk dijadikan mainan sama Ade. Karena Abang tidak tertarik maka semuanya saya hibahkan untuk Ade. Dengan syarat Ade tidak boleh menyentuh apalagi memainkan kancing-kancing baru atau kancing yang dipakai.

Ternyata Ade sedang ingin bermain dengan kancing mainannya. Saya biarkan dia bermain sendiri. Dan Adepun ternyata tidak mau direcokin. Tadinya saya mau mengajaknya membuat beberapa bentuk dari kancing tapi imajinasinya berbeda jauh dengan saya.

Ade sedang ingin bermain perang-perangan dengan kancing. Awalnya saya mengira Ade akan melempar-lempar kancing itu sesuka hatinya yang akan membuat kancing itu berantakan kemana-mana.

Ternyata dugaan saya salah,

Ade membuat beberapa kelompok kancing yang sesuai dengan warnanya. Satu persatu Ade pisahkan ke kelompoknya. Kemudian Ade berimajinasi seolah kelompok-kelompok kancing itu saling menyerang dengan kekuatan senjatanya.

Ade bergumam, mendesis, menirukan suara mobil dan pesawat. Uhhh pokoknya asyik sendiri. Jika saya dekati justru marah-marah. Ya sudah, saya mengalah dan mengawasinya sambil selonjoran. Hihihi...asyik!

Ending ceritanya. Kelompok kancing yang kalah masuk duluan kedalam botol. Kisah peperanganpun selesai dan botolnya kembali Ade simpan di etalase, Alhamdulillah.

Ntah Karena kecapean, Adepun terlelap di kursi siang itu.

#Bintangkeluarga #Kulwapbunsayiip #hari ke 6

#Kulwapbunsayiip

#tantangan 10 hari

#level7

#Bintang keluarga

#hari ke 6

Ade juga mau donk!

Siang hari cuaca terik. Rupanya Ade sedang malas bermain diluar. Seharian di rumah saja. Tapi sedikit-sedikit berantem sama sepupunya. Saya ajak Ade ke dapur. Melihat saya bersihindapur dan mencuci piring.

Kalau urusan main air Ade memang jagonya. Nah, daripada basah-basahan gak karuan. Saya ajarin Ade mencuci gelas dan piring pelastik serta sendok dan garpu.

Ade kadang memaksa mau mencuci gelas beling tapi tidak saya ijinkan. Saya beri pengertian tentang hal ini, dan Alhamdulillah Ade mau mengerti.

Saya ajarin Ade setahap demi setahap. Dari cara menumpuk piring supaya tidak jatuh. Menyiapkan sabun cuci piring. Menyabuni dan menggosok dengan sabun sampai mencuci bersih dengan air.

Setahap demi setahap Ade mengikuti. Meskipun belum sempurna, Alhamdulillah yang penting Ade suka.

Semoga sampai dewasa nanti Ade mau mencuci piring sendiri, Aamiin!

#Bintangkeluarga #Kulwapbunsayiip #hari ke 5

#tantangan 10 hari

#Kulwapbunsayiip

#level7

#Bintang keluarga

#hari ke 5

Senjata dari bungkus kopi

Saya penyuka kopi, Ade juga suka minum susu. Bungkus-bungkus sachet itu selalu kmi kumpulkan. Sudah satu keresek penuh baru kami buka dan kami pilah.

Tanpa saya minta, Ade memisahkan sendiri setiap sachet dan dia kelompokkan sesuai warna kemasan. Yang merah dikumpulkan dengan yang merah, begitu juga dengan yang lain.

Awalnya Ade yang menggunting ujung kemasan untuk dirapikan dan disamakan ukurannya, tapi lama-lama dia bosan. Menggunting membuatnya pegal juga.

Akhirnya saya yang bertugas menggunting dan melipat kemasan, dan Ade yang menyambungkan.

“Horee… senjata Ade udah jadi!!” teriaknya kegirangan. Yang saya tidak fahami kata senjata nya itu lho, kok jadi senjata? Padahal dari awal saya mengajaknya menganyam kemasan-kemasan itu untuk dijadikan tikar nantinya.

“Tuh kan jadi mirip Suriken??” Ade memperlihatkan satu kemasa yang sudah dianyamnya. Ohh dalam imajinasinya, satu hasil anyaman itu mirip dengan senjata yang digunakan Naruto. Ahhh, maafkan Mama, nak! Karenasaya tidak tahu tentang senjatanya naruto di film kartun itu.

Baru beberapa anyaman yang dibuat Ade. Gapapalahh

Yang penting hari ini dia sudah bermain Sambil belajar bersama Mama tersayang.

#Bintangkeluarga #Kulwapbunsayiip

#tantangan10 hari

#level7

#Bintang keluarga

#hari ke 4

#Kulwapbunsayiip

Kertas bekaspun jadi…,

Ade mogok sekolah, bosen katanya. Mungkin karena kegiatannya kurang membuatnya merasa tertantang.

Di rumah selain menggunting dan menwmpel dia tertarik juga dengan melipat kertas, selain perahu dan pesawat jet, maunya diajarin Yang lain. Tapi kadang saya tidak sempat karena berburu waktu dengan urusan isi perut.

Alhamdulillah ada adik saya yang lulusan fakultas sastra Jepang. Dia selalu bercerita tentang origami Jepang yang sangat menarik itu. Tiap hari bercerita dan mengajak putrinya dan juga putra saya Ade untuk membuat bentuk yang baru.

Adik saya bilang gak usah beli kertas lipat, sayang karena lumayan juga harganya. Dan, terkadang ada orang yang suka melemparkan kertas brosur promo produk dari beberapa supermarket di teras rumah. Adik saya rajin mengumpulkannya untuk dijadikan media melipat origami.

Adepun jadi ketagihan, tiap hari minta diajarin bibinya. Hari ini membuat burung. Meskipun agak sulit tekniknya tapi Ade dan sepupunya sangat senang. Bisa berantem kalau gak kebagian kertasnya.

Satu, dua, tiga, empat sampai lebih dari sepuluh burung kertas siap diterbangkan. Haaap!!!!

Ade senang...sekali

Kamis, 24 Agustus 2017

#Kulwapbunsayiip #Bintangkeluarga #hari ke 3

#tantangan 10 hari

#level7

#Kulwapbunsayiip

#Bintang keluarga

#Hari ke 3

Menggunting variasi

Ketika sedang semangat mengajak Ade bermain dan belajar, Ade malah sakit demam, batuk, pilek. Subhanallah ujian nih harus sabaarrr.

Tapi Alhamdulillah, setelah beberapa hari absen, Ade mulai pulih dan semangat lagi diajak bermain. Ketika rencana awal membentuk dari pola lingkaran gagal. Saya coba hari ini untuk mengajaknya menggunting pola lingkaran. Saya optimis Ade bisa sebab ketika usia 4 tahun Ade sudah bisa menggunting pola lingkaran dengan rapi sekali, berbeda dengan keempat kakaknya yang di usia 6 tahunpun masih belum rapi menggunting pola lingkaran.

Ketika semua peralatan sudah disiapkan, dan saya bersiap membuat polanya, ternyata Ade langsung protes.

“Aku mah gak mau gunting lingkaran, Ma!”

“Ade maunya apa?”

“Itu yang kayak Abang ajarin tea….”

Saya tidak faham maksudnya, tapi Ade langsung beraksi dan tidak mau direcokin Mamanya.

“Mama mah gunting kain aja we, jahit baju lagi…”

Wadeuhhh….sayapun biarkan dia asyik dengan gunting kecilnya yang aman, kemudian segera menggelar alat-alat mainan saya. Sesekali saya lirik Ade. Dan sayapun larut dalam pekerjaan. Ada beberapa baju yang harus dijahit.

Ketika saya baru selesai memotong satu kain,

“Ma, lihat bagus engga?”

Waaaw amaaazzziiinggg…!!!

Ternyata taraa….

Ade menggunting pola variasi dengan imajinasi sendiri, Terharuuu...saya karena Ade membuatnya banyak sekali.

“Masya Allah...Ade teh diajarin Abangnya kapan?”

“Waktu Abang pulang, Ma!”

Oh saya baru ingat sekarang, waktu Abangnya pulang beberapa minggu lalu, mereka berdua pernah asyik main kertas lipat.

“Sudah selesai, De!”

“Sudah, mau ditempel di dinding buat nanti Idul adha” lalu Ade mengambil  spidol kecil dan menulis kata Lebaran pada beberapa hasil karyanya.

“De, Siapa yang menciptakan tangan Ade yang hebat ini?”

“Allah..”

“Nanti kalau Sholat berdoa ya bilang terima kasih sama Allah!”

“Ya, sekalian Ade mau minta uang yang banyak buat Mama”

Adeuhhh makin terharuuu saya.

Terima kasih ya Allah, Alhamdulillah…!!!

Jumat, 16 Juni 2017

#GameLevel5 #Tantangan10Hari #KuliahBunSayIIP #ForThingstoChangeIMustChangeFirst

Ade Mogok Baca

Rasanya berat sekali jika kita mengajak anak untuk melakukan sesuatu tapi tidak dari hati. Seperti beberapa hari ini, dalam rangka membangkitkan semangat membaca anak, di Kulwap Bunsay IIP sedang dilatih untuk menstimulus anak supaya suka membaca. Semua harus dimulai dari sang ibu. Ibu yang memberi contoh dulu, baru kemudian mengajak anak.

Ya, sudah beberapa hari ini Ade mogok, tidak mau diajak membaca buku. Mungkin karena saya mengajaknya tidak dengan hati. Karena ketika saya ada waktu untuk membacakan Ade sebuah buku, pikiran saya masih fokus pada pekerjaan, badan saya letih, dan waktunyapun hanya sisa.

Okelah, saya biarkan Ade melewati harinya tanpa membaca, walaupun saya merasa punya utang gitu, merasa ada yang kurang. Tapi dipaksa juga tidak akan baik hasilnya.

Suatu malam adik saya datang dan menemani Ade bermain, padahal saya tidak memintanya untuk mengajak Ade baca buku. Setelah lelah bermain sama bibinya, Ade merajuk adik saya untuk menemaninya tidur. Alhamdulillah, tanpa diminta saya, Ade memilih sebuah buku untuk dibacakan bibinya sebelum tidur.

“Ma, buku si Kancil mana? Kok gak ada?!”

Teriak Ade, rupanya buku itu tertumpuk buku-buku yang lain.

“Ini boleh gak, Bi?” terdengar suara Ade lagi. Kemudian bibi mulai membacakan buku novel anak yang berjudul 'Mami kepo’ dan setelah lama kemudian Ade tertidur, belum selesai tuh bukunya. Tapi saya senang, Alhamdulillah!

Sabtu, 10 Juni 2017

#GameLevel5 #Tantangan10Hari #KuliahBunSayIIP #ForThingstoChangeIMustChangeFirst

Yuk, baca lagi!

“Ma, Ade mau baca buku lagi” bisik Ade. Sepulang sholat subuh berjamaah di Masjid. Alhamdulillah lega rasanya jika Ade sendiri yang minta baca buku. Biasanya saya yang ngajak bahkan maksa hehe…

“Ade mau baca buku apa?”

“Panggung si Kancil lagi ah, boleh ya “ rayunya

“Ahhh...bossyeenn” canda saya. Iya sih bosen juga jika tiap hari bacain buku itu terus. Bagi Ade mungkin menyenangkan, tapi bagi saya sangat membosankan karena buku itu sering saya bacakan juga buat 4 kakaknya. Sampai isinya hafal diluar kepala. Buku komik itu memang isinya tentang cerita lucu. Lagipula, masih banyak buku-buku baru yang isinya beragam. Saya sengaja membelinya beberapa paket dari Pustaka Lebah khusus buat anak-anak.

“Ade mau pilih yang mana?” Saya biarkan Ade mengambil buku yang akan saya bacakan. Awalnya memilih buku  Miracle of Islam bidang Social politics hanya dilihat-lihat gambarnya kemudian ditutup lagi.

“Eh, ada cerita mesin jahit mama disini!” teriak saya sambil menunjukkan gambar di buku tentang penemuan (Everyday life Invention) Masih dari penerbit Pustaka lebah. Adepun tertarik dan mendekat. Kemudian saya bacakan kisah tentang penemuan jarum dan mesin jahit.

Sayangnya Abang tidak ada di rumah karena ikut menginap di rumah sepupunya. Tapi Ade tidak sendiri, dia ditemani Haritsa sepupunya yang lain.

Alhamdulillah

Jumat, 28 April 2017

#Games level 4 #Tantangan 10 hari #kulwapbunsayiip #Gaya belajar

#Games level 4

#hari ke 8

#kulwapbunsayiip

#Gaya belajar

Bismillah,

Ngajak Abang dan Ade belajar berhitung. Alhamdulillah Abang sudah bisa menjumlahkan Sampai ratusan, tapi hari ini Abang masih antusias belajar tentang jam. Jam tangan barunya tak pernah dilepas tari tangannya. Kecuali sedang mandi atau wudlu. Jam tangan Ade malah dicuri orang ketika sedang wudlu di Mesjid, ah biarlah Ade belum antusias banget untuk belajar tentang konsep waktu. Sedangkan Abang, terus mengoceh membaca jam di pergelangan tangannya. Sedikit-sedikit berteriak, “Ma, sekarang sudah pukul tujuh kurang lima menit!” dan waktu lainnya.

Ketika Abang pergi sekolah Ade ikut saya belanja kain untuk pesanan gamis. Kami berjalan kaki menuju toko. Di kota kami sepanjang trotoar ada tulisan “Jago” dengan gambar kepala ayam pelung jantan. Itu simbol kota kami.

Nah, setiap berjalan di trotoar Ade selalu bilang, “Ma, Ade mau hitung ayam jagonya”

Diapun mulai berhitung dari angka satu. Dari depan gang rumah kami sampai tujuan. Jarak antara satu kotak ayam jago kurang lebih satu meter setengah. Ade berhitung dengan suara keras, kalau lupa angkanya, dia suka merem dulu, terus lanjut berhitung,

“Eh, berapa tadi , Ma?”saya diam berusaha tak membantu

“Habis tujuh puluh empat, tujuh puluh lima ya?”

“Ya!” Ade pun lanjut berhitung sambil terus berjalan, tangannya tidak lepas dari genggaman saya. Kalau lupa berhenti lagi sebentar sambil merem mengingat angkanya hehehe...kadang saya suka tertawa sendiri melihatnya.

“De, ada berapa ayam jagonya?” tanya saya saat sudah sampai toko kain.

“Dua ratus tujuh belas….” Ade nampak kecapean, haha...tapi Ade kelihatan senang sekali sudah berhasil menghitung ayam jago dalam kotak lagi

Selasa, 14 Maret 2017

#aliran rasa #melatih kemandirian #kulwapbunsayiip

#aliran rasa

#melatih kemandirian

#kulwapbunsayiip

Ternyata melatih anak untuk mandiri itu harus dibiasakan sejak kecil. Setidaknya kita sebagai orangtua harus rajin memberi contoh dengan cinta bukan dengan paksaan. Kemandiriannya dimulai dari hati artinya sang anak dilatih untuk disadarkan atau dididik supaya latihan Kemandiriannya betul-betul dari hati BUKAN karena takut dimarahi orangtua, bukan karena takut tidak dikasih jajan atau iming-iming lainnya.

Ada perbedaan antara kemandirian dua anak saya Abang dan Ade serta tiga kakaknya. Aa, kaka dan teteh memang sudah mandiri sejak kecil. Almarhum mendidik mereka untuk mandiri tapi dengan pola asuh yang salah. Pola yang digunakannya adalah pola yang digunakan nenek moyang, pola asuh jadul. Pola asuh dengan paksaan dan ancaman, bukan dengan pola asuh yang seperti saya lakukan sekarang. Dulu kami belum banyak tahu tentang parenting. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa yang kami lakukan pada anak-anak.

Hasilnya jauh sekali, Aa, kaka dan teteh, bisa mandiri ketika ada ayahnya saja. Mungkin karena takut. Sekarang sudah tidak ada mereka justru tidak mandiri. Dalam beberapa hal tentunya.

Saya introsfeksi, mereka seperti itu karena kami melatihnya dengan paksaan bukan dengan cinta dan bimbingan. Mereka begitu karena cara mendidik kami terlalu keras, kami ingin menggegas anak supaya lekas bisa. Kami tak peduli prosesnya menyenangkan atau tidak, kami hanya ingin mereka bisa. Kami memang orangtua yang egois. Kamipun hanya menjejali anak dengan ilmu dan informasi tanpa menggali apa sebenarnya potensi dan bakat yang anak miliki.

Sekarang…

Menangislah saya,

Menangis dalam kesendirian tanpa ada bahu kekar yang siap menerima tumpahan airmata saya. Menangis dalam kesunyian…

Introsfeksi diri,

Merenung,

Mengadu sama sang Khalik,

Meminta maaf atas semua kekeliruan dalam mendidik anak.

Alhamdulillah,

Ada secercah cahaya yang Allah berikan. Berupa ilmu pengetahuan dan bimbingan dari para pakar pendidikan dan parenting di komunitas yang saya ikuti seperti IIP dan group HeBat.

Syukurku tiada tara,

Motto saya sekarang

It’s never too late to forgive and forget.

Merancang kembali ketertinggalan dan kekeliruan dalam mendidik lima buah hati sendiri.

I am a single fighter

And I can!

*Untuk 5 yatimku, maafkan Mama yang belum bisa mendidik kalian dengan baik.

Cianjur, 15 Maret 2017

Selasa, 07 Maret 2017

#hari ke 12 #melatihkemandirian

#hari ke 12

#melatih kemandirian

#kulwapbunsayiip

Bismillah,

Perkembangan kemandirian Abang sudah ada kemajuan. Abang berani tidur tanpa ditemani saya lagi. Padahal rencananya melatih Abang tidur sendiri baru minggu depan hehe.

Minggu ini sebenarnya masih melatih Abang untuk bisa menyimpan dan merapihkan pakaian serta sepatu sendiri. Sudah berjalan hampir empat hari. Abang masih belum mau merapihkan pakaiannya sendiri. Kalau sepatu Alhamdulillah walaupun masih angin-anginan. Kadang mau kadang tidak.

“Abang hati-hati nyimpen bajunya, nanti kusut”

Abang tak faham.

“Abang tolong digantung seragamnya ya, kan besok dipakai lagi”

“Sama Mama aja”

“Kenapa?”

“Abang gak bisa!”

“Ayo sama mama bareng-bareng!”

Awalnya sih iya, Abang melipat atau menggantung pakaiannya, tapi...bruk! Abang menyimpannya tidak pada tempatnya. Akhirnya baju Abang tetap kusuttt…

Hemmm…

Alhamdulillah Kalau Ade sudah mulai mau berlatih menyimpan dan merapihkan alat tulis sendiri

#hari11#melatihkemandirian #kulwapbunsayiip

#hari 11

#melatih kemandirian

#kulwapbunsayiip

Bismillah,

Tarik nafas dalam...banget!

Sudah dua hari melatih Abang untuk mengambil dan merapihkan pakaian serta sepatu sendiri belum ada hasilnya. Setiap saat Abang mau menggunakan pakaian selalu saya ingatkan. Mungkin komunikasinya masih gaya lama. Nada menerintah, harus diisnstrospeksi nih!

Masih ada waktu, belum terlambat. Saya akan terus berusaha.  Setiap hari sampai Abang bisa.

Rasa kecewaku pada Abang terobati oleh kemajuan Ade. Selama dua hari dilatih ada kemajuan. Ade sudah mau mengambil dan merapihkan alat tulisnya baik di rumah maupun ketika di sekolah. Bahkan Ade suka marah jika saya ikut membantunya.

Sabtu, 04 Maret 2017

#hari10 #melatih kemandirian

#hari ke 10

#melatih kemandirian

#kulwapbunsayiip

Bismillah,

Ade menangis karena baju yang dicarinya tidak ada. Ternyata masih basah di jemuran. Ade maksa mau pakai baju itu. Hemmm...anak-anak selalu begitu, kalau udah mau pakai baju yang itu suka keukeuh.

Baju Ade memang tinggal sedikit karena sudah pada sempit akhirnya diberikan pada orang lain. Saya rayu Abang supaya mau memberikan bajunya yang sudah kekecilan untuk Ade. Tapi Abang menolak. Abang hanya mau meminjamkan. Moment ini saya gunakan untuk melatih mereka merapihkan baju.

“Lihat! Baju Ade ada berapa lagi?” Ade dan Abang antusian menghitung bajunya

“ ahhh ...baju Ade cuma sedikit!”

“Engga apa-apa nanti berdoa sama Allah minta diberi baju baru, ya!” Ade mengangguk senang.

“Abang donk paling banyak bajunya!”

“Tapi belum rapih ya, ayo kita rapihkan!” Abang melipat kembali baju-baju yang berantakan. Setiap mengambil baju Abang selalu mengacaknya.

“Nanti kalau ambil baju begini caranya…” Saya memberi contoh. Abang memperhatikan

“Gampang, kan?” Abang tersenyum.

“Kalau diacak nanti bajunya kusut lagi”

Abang tertawa. Ade sibuk dengan lemarinya. Kalau urusan penampilan Ade lebih peduli daripada Abang.

Sore hari Ade mencari pensilnya. Pensil kesayangan pemberian dari bibinya.

“Ma, pensil Ade mana?”

“Mama engga lihat sayang”

“Atuh dimana? Ade mau menebalkan!”

“Ade tadi nyimpen dimana?”

“Gak tau!”

Kesempatan emas untuk melatihnya merapihkan alat tulis.

“Boleh mama bantu?”

“Ya…”

Kami sibuk berdua mencari pensil berwarna pink itu. Di tiap tempat pensil, di kotak mainan, di tumpukan buku. Belum ketemu juga. Ternyata, ada di kolong lemari buku.

“Capek ya nyari pensilnya”

Ade mengangguk wajahnya senang karena pensil kesayangannya sudah ketemu.

“Alat tulis Ade ada di tas, gak?”

“Gak tau…”

“Ayo kita kumpulkan dan simpan di tas!”

Kami berdua sibuk mencari semua alat tulis Ade dan menyimpannya di tas.

“Besok kalau habis belajar simpen lagi di tas, ok!” Ade hanya tersenyum.

#hari ke9

#hari ke 9

#melatih kemandirian

#kulwapbunsayiip

Bismillah,

Hari pertama melatih Abang mengambil dan merapikan baju serta sepatu sendiri. Abang sudah saya ajak bicara baik-baik. Namun hasilnya masih belum sesuai harapan.

Ketika sehabis mandi Abang minta diantar mengambil baju di lemarinya saya menolaknya dengan halus. Kebetulan saya sedang cuci piring. Abang nampak kecewa Karena biasanya saya menuruti untuk mengantarnya mengambil baju bahkan menyiapkannya.

“Diatas ada siapa, Ma?”

“Ada Teteh”

“Ayo, Ma anter!” Abang jadi penakut sejak keluar dari pesantren. Kadang saya juga bingung kenapa Abang jadi takut naik keatas sendiri.

“Ade mana?”

“Ade, anter yuk, ambil baju!” teriaknya

Adepun mengikuti Abangnya.

Saya biarkan mereka berdua. Terdengar ribut-ribut diatas. Rupanya Teteh memarahi Abang yang mengacak-acak pakaian yang belum disetrika. Terpaksa saya harus melerai karena Abang menangis.

“Abang mau pakai baju yang mana?”

“Yang dari uwa”

“Ada di lemari gak?”

“Gak ada!”

“Ayo kita cari!”

Kamipun mencarinya berdua. Setelah ketemu Abang minta tolong setrikain bajunya.

“Abang kita belajar setrika baju, yuk!” ajak saya.

“Gak mau, takut!”

“Sini sama Ade aja!” Ade merebut baju dari tangan saya. Alhamdulillah Ade bisa menyetrika baju Abang sampai rapih dengan pengawasan saya.

“Ayo, kita rapihkan bajunya!”

“Gak mau! Abang mau main!”

“Jangan dulu main sebelum beresin baju!” saya sedikit emosi. Komprod mulai gagal nih!

Abang merapihkan baju di lemarinya asal-asalan. Baju yg belum disetrika dimasukin keranjang dibantu Ade. Abang merasa terpaksa melakukannya. Kemudian pergi bermain.

Hari ini Ade masih belum mau merapihkan alat tulis dan sepatunya. Emaknya mesti lebih sabar melatihnya.

Sabar….

Kamis, 02 Maret 2017

#hari ke 8 #kemandirian #IIP lanjutkan!

#hari ke 8

#melatih kemandirian

#kulwapbunsayiip

Bismillah,

Sebelum lanjut melatih kemandirian di bidang lain. Saya harus introspeksi diri dulu. Apakah saya melatih Abang dan Ade dengan ikhlas?, Apakah komunikasi yang saya lakukan dengan mereka   sudah produktif? Apakah mereka merasa terpaksa dan tertekan? Tarik nafas dulu dalam-dalam.

Setelah 7 hari melatih Abang untuk mengambil makan dan minum serta merapihkan alat makan sendiri Alhamdulillah walaupun masih harus dengan pengawasan bukan bantuan Abang sudah mau melakukannya tiap waktu makan dan minum.

Hari ke 8 akan saya lanjut dengan merapihkan pakaian, sepatu/sendal sendiri. Abang biasanya masih minta diambilkan baju dan sepatu dan juga belum mau merapihkannya kembali.

Bersyukur juga selama 7 hari dilatih tanpa kesulitan yang berarti Ade sudah mau membersihkan diri sehabis bab/pup serta menyiram kloset sampai bersih. Pipis dan mandi sendiri sudah bisa sejak usia 4 tahun.

Hari ke 8 akan melatih Ade untuk menyiapkan alat sekolah serta merapihkannya sendiri.

Semoga 7 hari kedepan bisa lancar jaya, Aamiin!

Rabu, 01 Maret 2017

Ketika Ade Sakit Perut

#hari ke 7

#melatih kemandirian

#kulwapbunsayiip

Bismillah,

Seharian Ade sakit perut. Sejak sore hari Ade bulak balik kamar mandi. Saya fokuskan perhatian pada Ade. Takutnya sakit perut Ade parah dan harus dikonsultasikan ke dokter.

Sejak habis asar dia ke kamar mandi. Tidak ada teriakan minta tolong, saya lega karena Ade sudah bisa cebok sendiri sampai bersih dan pakai sabun, serta menyiram kloset sampai bersih. Bahagia rasanya.

Tengah malam Ade bangun dan minta dianter ke kamar mandi. Ade mengeluh mulas. Saya anter tapi berusaha untuk tidak membantunya bersih-bersih. Alhamdulillah, bersyukur walaupun kondisi ngantuk Ade tidak rewel. Ade hanya minta ditemani saja.

Saya kasih madu jahe untuk menghilangkan mulasnya. Dibalur minyak bubut di perutnya. Adepun tidur pulas sampai pagi.

Saya tunggu sampai siang Ade tidak pup lagi. Artinya sakit perutnya tidak parah. Sore hari Ade ke kamar mandi. Tanpa diminta sayapun mengikutinya, mengecek ketersediaan air.

Ade hanya minta diambilin sabun dan menyiapkan airnya. Alhamdulillah.

Semoga Ade semakin pintar membersihkan diri tanpa bantuan siapapun, dan semakin terlatih untuk hal yang lainnya Aamiin.

Si Item sahabatku

#hari ke 6

#melatih kemandirian

#kulwapbunsayiip

Bismillah,

Habis baca blognya teh Rizka anggota IIP Cianjur tentang kemandiriannya dalam hal mengutak atik mesin cuci yang rusak. Wahh..kerennn…!! Benar2 emak yang mandiri. Jadi teringat mesin cuci di rumah juga rusak pengeringnya tapi saya gak berani utak atik mesin atau alat elektronik sendiri. Dulu waktu di Bandung pernah diajarin almarhum bebeb cara utak atik peralatan rumah tangga ini, dia memang ahlinya mesin dan listrik karena tugasnya memang berurusan dengan mesin dan listrik. Tetep saya gak bisa, saya takut kesetrum dan lain sebagainya. Tapi kalau mesin jahit jadul si item punyaku oke deh, walaupun pakai dinamo listrik saya berani utak atik sejak gadis diajarin sepupu dan Abah saya, plus bebeb juga ngajarin karena si Item memang penting banget buat saya yang suka menjahit.

Si item pernah ngadat seharian, benang atas tidak nyambung dengan benang bawah, hasil jahitan kadang ngambang kadang kusut. Padahal jahitan baju sedang banyak banget. Kesel..maunya sih dilem biru, dilempar beli yang baru, tapi saya tidak punya tabungan. Ya..sabar dulu deh, si Item kudu diutak atik biar jalannya mulus lagi.

Saya japri teman-teman dan saudara saya yang jago menjahit dan suka utak atik mesin jahit sendiri. Jawabannya sama, kalau masalahnya di benang pasti yang ngaco sekoci, palet atau lapisan bawang (tanduknya) posisi ketiganya ada di dalam mesin.

Sayapun mulai meraba-raba, sambil terus japrian di medsos (FB da WA). Teman-teman di group Taylor Indonesia pun banyak yang memberi masukan. Saya tambah semangat untuk memperbaiki sendiri karena mereka bilang gampang kok!

Berbekal obeng dan tang, saya mulai bongkar mesin jahit. Saya lepaskan dari mejanya, kemudian, dibongkar bagian tempat menyimpan sekocinya. Alhamdulillah gak ada masalah, saya pasang lagi. Dicoba lagi, tetep benang masih gak nyambung.

Saya terus bertanya ke teman-teman, terus nyobain sekoci dan palet. Diganti-ganti dan diputar skrupnya, ealaaaahhhhh! Ternyata ukuran palet tidak sesuai dengan sekocinya. Ukuran palet harus lebih pendek dari sekoci. Akhirnya saya singkirkan palet-palet yang ukurannya lebih tinggi. Dan saya jadi tahu, beda merek palet juga beda ukuran. MEKANIK dadakan ini akhirnya tersenyum sendiri. Ada pengalaman dan ilmu baru yang saya dapatkan, Alhamdulillah!

Semangat!!!

5 lembar kain menanti disulap jadi gamis.

Selasa, 28 Februari 2017

Abang oh Abang..!

#hari ke 5

#melatih kemandirian

#kulwapbunsayiip

Bismillah,

Abang mogok sekolah lagi. Saya gak bisa marah, tarik nafas dalam-dalam  saja ahhh…. Apalagi badan capek dan berkeringat baru pulang dari pasar, daripada Abang tambah marah lebih baik saya diam.

“Ma, Abang lapar..” oh ya waktu sudah menunjukkan pukul 06.45 menit, tadi sebelum ke pasar lupa wanti-wanti Teteh untuk nyiapin sarapan buat adiknya. Kebetulan Teteh libur sekolah.

“Abang mau makan apa?”

“Kan Mama janji mau beliin kupat tahu”

Saya tersenyum, kupat tahu pesanan Abang sudah saya beli tadi di pasar.

“Piring sama sendoknya mana?” tanya saya

“Mama yang ambilin atuuhhh…” mulai lagi nih Abang.

“Maaf Mama masih capek!” sejak tadi saya belum beranjak dari kursi.

“Mama, pliiissss!!!” Abang menarik tangan saya. Saya menggeleng dan tetap duduk. Kupat tahu masih di kantong belanjaan.

Teteh dan Ade menghampiri

“Ma, beli gak kupat tahu teh?” tanya Teteh

“Ada di kantong belanjaan” Tetehpun sibuk dengan kupat tahu.

“Ade! Abang! Yuk makan, ambil piring sama sendoknya!” ajak Teteh. Abang tidak merespon tapi malah Ade yang sibuk mengambil piring dan sendok ke dapur. Merekapun makan dengan lahap. Duh! Semoga nanti saat makan siang Abang mau mengambil makan sendiri.

Hari ini Ade berhasil dengan latihan kemandirian, tidak ada teriakan minta tolong dari kamar mandi lagi, Alhamdulillah!

Senin, 27 Februari 2017

Baru Hari ke 4

#Hari ke 4

#melatih kemandirian

#kulwapbunsayiip

Bismillah,

Belum puas dengan hasil hari ke 3 melatih kemandirian Abang dan Ade. Terkadang saya yang gak sabaran juga. Gak tahan mendengar teriakan minta tolong Abang dan Ade.

Baru tiga hari melatih duo unyu, tapi selalu gak sabar dengan prosesnya, maunya instant sehari dilatih langsung bisa hehe…

Tiap hari mesti aja ada pergulatan antara menolong mereka atau melatih mereka. Maunya ketika Abang minta makan langsung saya ambilkan, Ade mau cebok saya cebokin. Beres deh! Gak ada teriakan, simple gak buang waktu. Tapi kalau begitu saya tidak konsisten dan membuat mereka tidak mandiri.

“Mama darimana?” tanya Ade

“Habis belanja kain” jawab saya sambil selonjoran kaki

“Buat apa?”

“Mau Mama buat gamis pesenan teman Mama”

“ohhh..nanti Mama uangnya banyak donk” Ade menatap saya. Terharuuu...melihat mata beningnya

“Ade doain Mama atuh ya”

“Ya!”

Abangpun pulang,

“Mama mana pesenan Abang?” todongnya

“Apa gitu?” goda saya

“Burger...kan tadi Mama janji mau beliin”

Saya hanya tersenyum dan memeluk Abang.

“Ada di kantong putih”

“Asyikkkk…” Abang dan Ade sibuk membuka kantong. Lalu menikmati burgernya.

“Itu hadiah dari Mama karena Abang mau ambil makan sendiri dan Ade udah bisa cebok sendiri”

“makasih, Maaa!”

Terharuuu…. Mereka peluk saya bergantian.

“Besok belikan kupat tahu, Ma!” pinta Abang

“Boleh, tapi tidak boleh teriak minta ambilin makan lagi, ok!”

“Ok, Ma!”

Alhamdulillah, hari ke 4 berhasil. Tidak ada teriakan minta ambilin makan atau dicebokin lagi. Rasanya ingin langsung lompat melatih hal lain, tapi saya harus sabar sampai seminggu, takutnya hari ke 5,6 dan 7 mereka berubah lagi.

Sabarrr….

#hari ke 3, Alhamdulillah!

#hari ke 3

#melatih kemandirian

#kulwapbunsayiip

Bismillah,

Abang mulai ngambek lagi, tuing tuing...kepala emaknya pusing. Ngambek? Ya tapi bukan gegara ada PR dari bu guru tapi minta diambilin makan atau minum. Kalau saya ambilkan berarti saya tidak konsisten melatih kemandiriannya, padahal sudah janji dan terjadwal seminggu ini Abang harus dilatih untuk mengambil makan dan minum sendiri serta menyimpan alat makan yang kotor sendiri ke bak cuci maunya saya sekalian diuci piringnya juga hadeuhhh boro-boro deh.

“Mama! Ambilkan makan Abang laparrrr!!!” teriaknya seperti komandan upacara. Saya yang lagi asyik nyeruput kopi kaget. Lho...kemarin kan udah mau ambil sendiri.

“Ups, Abang katanya mau ambil sendiri” saya coba untuk tidak terpancing emosi

“Gak mau! Cepet atuh, Ma!” sambil menunjuk saya.

“Maaf ah Mama lagi istirahat dulu capek banget nih” saya berusaha tidak mau menolongnya.

“Mamaaa!!!”

“Maaf mama lagi sibuk, habis minum kopi mau menjahit lagi”

“Mamaaa!!”

“Ayo Abang bisa ambil sendiri!” saya bangun dan kembali pegang mesin jahit.

“Mama jahat!!”

“Kenapa gak mau ambil sendiri?”

“Takuttt” di dapur lampunya mati saya belum berani betulkan sendiri jadi nunggu Aa atau Kaka pulang.

“Mama kasih senter ya, Abang ambil sendiri makannya”

Ternyata Abang setuju dan mengikuti saya ke dapur, pyuhhh..lap keringet, Alhamdulillah ya Allah Setelah makan Abang juga menyimpan piringnya, dia lupa kalau di dapur gelap hehe….

Di lain waktu Ade berteriak dari kamar mandi dan saya sedang jemur baju di teras atas.

“Mamaaa!!” sudah berkali-kali Ade teriak

“Yaaaa, Mama lagi jemur….”

Saya tidak langsung turun tapi terus menjemur sampai beres.

“Mamaaaa!” Ade teriak lagi ketika saya menuruni tangga

“Ya, kenapa, De!”

“Tolong pindahin ember Ade mau cebok, Ade gak bisa kan berat embernya banyak airnya” cerocos Ade. Saya hanya tersenyum mendengarnya, yang jelas saya bahagia karena Ade tidak minta dicebokin.

“Jangan lupa pakai sabun!”

“Ya, Maaa..!”

Alhamdulillah ya Allah..

Sabtu, 25 Februari 2017

Abang dan Ade, bisa!

#hari kedua

#melatih kemandirian

#kulwapbunsayiip

Bismillah,

Hari pertama melatih Abang dan Ade untuk bisa mandiri Alhamdulillah berhasil.

Sebelum melatih mereka saya ajak dulu Abang dan Ade bicara ‘empat mata’ biar tidak ada pihak ketiga yang nimbrung atau ngrecokin pembicaraan kami.

Saya mulai dari Abang.

Pulang sekolah tumben-tumbenan Abang mau mengerjakan PR sendiri rupanya dia ada janjian sama teman-temannya mau main di lapang dekat rumah. Ini kesempatan emas saya untuk menemani Abang. Saya hentikan aktifitas menjahit saya.

“Sudah dikerjakan PR nya?” tanya saya seraya duduk di sebelahnya,

“Udah, Ma! Gampang kok!” jawabnya. Buku PR dia masukan lagi ke tas.

“Abang sudah makan siang?”

“Belum! Abang mau makan dulu nanti mau main sama teman-teman”

“Ambil sendiri bisa kan?”

“Gak mau! Mau diambilin Mama!”

“Kan udah besar!”

“Gak mau!” Abang mulai marah,

“Abang sayang Mama?”

“Ya, atuhhhhh ambilin makan…” Abang berteriak

“Bang, Mama lagi sibuk banyak jahitan baju, yang punya bajunya sudah telepon Mama” Abang terdiam

“Mama antar ke dapur tapi Abang ambil sendiri,ok!”

“Ya dehhhh…”

Setelah makan Abang langsung pergi

“Eitttt….Abang piringnya lupa ya?” Abang kembali ke rumah dan menyimpan piringnya di bak cuci. Alhamdulillah….

Sekarang giliran Ade

Si bungsu biasanya suka berteriak minta dicebokin kalau habis pup (bab).

Sebelum terulang lagi saya ajak Ade bicara

“Ade, kenapa ya kalau habis bab suka teriak-teriak panggil Mama?”

“Habisnya Ade gak mau cebok sendiri” ekspresi wajahnya menunjukkan rasa tidak suka

“Kenapa gituhhh?”

“Aku maunya dicebokin Mama”

“Gak malu gitu? Kan sudah besar…” saya dekap Ade.

“Atuh daaa..itu Ma, emmmm.” Ade berpikir dulu

“Ituuuhh tuhhhh airnya suka gak ada di baskomnya”

“Kan ada di ember besar”

“Itu mah kejauhan atuhhh..” memang posisi ember besar atau drum penampung air di rumah kami jauh dari kloset, keran air juga jauh. Jadi sebelum buang air harus mengisi dulu baskom atau ember kecil. Saya tidak suka punya bak mandi permanen karena kamar mandi terasa sempit dan sulit dibersihkan, ukuran kamar mandi saya 4x4 meter. Tapi lebih suka menampung air dengan ember besar karena lebih mudah dibersihkan.

“Mamanya sini coba” Ade menarik tangan saya ke kamar mandi

“Ade maunya disini banyak airnyahhh…” Ade menunjuk baskom kecil

“Oh gitu”

“Ya, kalau airnya banyak Ade bisa cebok sendiri”

Weleh..weleh begitu tho….masalahnyaaaahhhh.

Saya jadi rajin mengecek ketersediaan air di kamar mandi. Jika kosong saya langsung isi sampai penuh dan menyimpannya dekat kloset supaya yang mau menggunakan kamar mandi tidak usah repot atau berteriak seperti Ade.

Alhamdulillah Semoga jadi amal ibadah Aamiin!

Semoga Abang Adepun istikomah Aamiin

Rabu, 22 Februari 2017

#kulwap bunsay IIP. #melatih kemandirian #hari1

#kulwap bunsay IIP

#melatih kemandirian

#tantangan 10 hari

#one week one skill

Bismillah,

Pengalaman mendidik anak, dari 5 anak hanya 2 yang agak sulit untuk mandiri. Abang (7th) dan Ade (5th). Duo unyu ini sering bikin saya sedikit emosi, gimana tidak. Sekedar ambil minum saja berteriak minta tolong.

Alhamdulillah sekarang lebih baik, ada sedikit kemajuan karena mereka minta tolong tidak sambil berteriak lagi, setelah saya coba terapkan ilmu komunikasi produktif, tapi untuk kemandiriannya harus segera dilatih dari sekarang.

Rencana bulan pertama untuk melatih kemandirian duo unyu.

Abang

~ Tidur tanpa dikelonin Mama

~ Merapikan baju Sendiri

~ Mengambil makan atau minum sendiri

~ Menyiapkan alat sekolah sendiri

~ Menyimpan alat makan sendiri

~ Merapikan tempat tidur sendiri

2. Ade

~ Cebok setelah BAB sendiri

~ Menyiapkan alat sekolah sendiri

~ Mengambil makan atau minum sendiri

~ Menyimpan atau mengambil seragam dan sepatu sendiri

Hari pertama ini saya mulai melatih abang untuk mengambil makan atau minum sendiri dan menyimpannya ke tempat cuci piring jika sudah selesai.

Dan Ade dilatih untuk cebok dan menyiram kloset sampai bersih tanpa dibantu.

Saya akan tetap mendampingi prosesnya tapi tidak akan membantu, apapun alasannya. Biasanya saya tidak tegaan dan tidak sabaran. Sekarang harus sebaliknya karena untuk kebaikan dan kemandirian Abang dan Ade.

Saya akan pantau selama 7 hari InsyaAllah

Semoga rencana saya berjalan lancar Aamiin

Rabu, 15 Februari 2017

Belajar komunikasi yang produktif

#Aliran Rasa kom~prod

#Bunsay IIP

Bismillahirrohmanirrohim,

Setelah menyelami materi kom~prod saya benar-benar berubah. Alhamdulillah ‘emak2’ yang gampang panik dan emosian ini mulai terlihat lebih ‘cool’, bahkan adik saya yang bungsu memberikan label ‘jinak’ (dia menyamakan saya dengan singa betina saking galaknya menurut versi dia, hehe..). Saya orangnya gemes kalau lihat orang lain kerjanya nyantai, buang-buang waktu, bicara ngalor ngidul gak jelas, dan adik saya tipe perempuan seperti itu, mau ke warung beli pembalut aja kudu dandan sejam, takut dilihatin oranglah dan alasan-alasan yang kadang gak masuk akal, saya selalu bersebrangan dengan adik bungsu saya, saking keselnya melihat dia lelet, saya sering membentaknya,

“Cepet atuh! Arék moal!? Meuni lila-lila teuing!” (Cepetan donk! Mau gak?! Lama banget sih?!” dengan ekspresi wajah penuh kebencian. Jelas saja adik saya marah dan balik menyerang dengan kata-kata yang kasar.

Sekarang saya berusaha keras mengubah intonasi, gaya bahasa dan ekspresi tubuh yang lebih bersahabat,

“Bi, badé moal mésér pembalut téh?” (Bi, jadi gak beli pembalutnya?”) dan adik sayapun menjawabnya dengan sopan.

Begitu juga dengan anak-anak, selelah apapun saya usahakan untuk tetap tenang, tidak terbawa emosi, walaupun Ade atau Abang berteriak-teriak minta jajan atau minta dibuatkan sesuatu.

“Abang haus ya! Mau Susu coklat atau putih? Sini Abang duduk sebelah Mama nanti Abang bantu Mama ngaduk susunya ya!”

Alhamdulillah Abangpun sekarang kalau minta sesuatu tidak berteriak lagi.

Itu hanya beberapa contoh kecil keberhasilan saya dalam mempraktekkan hasil kulwap komprod bunsay IIP. Walaupun masih suka gagal, tapi saya terus berusaha untuk memperbaiki diri. Memperbaiki cara dan pola berkomunikasi dengan oranglain, bahkan dengan diri sendiri.

Saya mulai sadar, jika aura kita positif maka akan ada feedback positif, jika negatif maka feedbacknya juga negatif. Saya harus terus memahami dengan siapa saya bicara. Saya mulai pilih-pilih kata yang tepat untuk diucapkan, sehingga oranglain faham apa yang saya maksud. Kalau komunikasi lancar, segala sesuatupun akan beres.

Yang lebih penting dan saya tanamkan dalam hati saya, setiap ucapan atau kata yang diungkapkan lewat lisan ataupun tulisan baik online maupun offline akan dicatat malaikat dan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat.

Saya tidak mau diseret ke neraka karena ucapan saya melukai hati atau perasaan oranglain. Ingat! Ingat! Allah maha mendengar dan melihat. Dan para malaikatnya merekam dan mencatat setiap adegan dan ucapan dengan kamera super canggih yang tak akan pernah rusak, namun kita masih bisa meminta para malaikat itu untuk menghapus rekaman negatif dengan meminta maaf pada lawan bicara kita dan memohon ampun pada Allah SWT.

Sekian,

Semoga Allah selalu memberi petunjuk dan hidayah pada setiap langkah dan ucapan kita, Aamiin!

Cianjur, 15 Februari 2017

Midnight moment

Siti Aisah IIP Cianjur