Daftar Isi

Senin, 24 Maret 2014

MY Unforgettable Journey : Aku sedih sekaligus bahagia!



Travelling?
Wow! Kemana?

Kesannya ketika kita mendengar kata travelling yang terbayang di benak pastilah ke tempat pariwisata yang jauhhhh banget, atau bahkan keluar negeri, tapi sebenarnya travelling yang diambil dari kata bahasa Inggris ini artinya yang sebenarnya adalah perjalananan.

Nah, jadi ketika kita melakukan sebuah perjalanan ke suatu tempat baik ke tempat wisata maupun ke tempat saudara tetap saja bisa disebut melakukan sebuah  travelling, *maaf kalau salah hehehe J


Sebuah kenangan yang tak terlupakan ketika aku mengunjungi salah satu keluarga besarku di Bogor, benar-benar perjalanan yang membuatku sedihhh banget sekaligus bahagia, nah lhoo!!

Bukan aku sedih karena si sayang engga ada di sebelahku, tapi karena keluarga yang dikunjungi kami, yaitu kakak sepupuku mengadakan pesta pernikahan anaknya yang pertama, lhoo sedih sih? Harusnya punya ponakan nikah  bahagia bukannya sedih, hmmm..
 
Wajah yang lelah , setelah 'tegang' melewati Puncak yang berkabut tebal di waktu subuh
 
Sebab dua minggu sebelumnya ayah sang ponakan atau kakak sepupuku meninggal karena sakit, dan pada hari seharusnya dia tertawa dan bahagia bersama kami dan menjadi wali bagi sang pengantin pria, dia sudah dipanggil pulang oleh Yang Maha Kuasa.

Duh! Setiap panitia acara dan penghulu menyebut namanya, air mata ini meluncur tak terbendung, kakak sepupuku yang sangat perhatian padaku dan juga pada lima yatimku serta semua keluarga besar kami ternyata harus pergi untuk selamanya, dan ketika kami bahagia menghadiri acara pernikahan putra sulungnya, dia tak hadir bersama kami.
 
Pengantin sebelum disawer
Namun, kami bahagia akhirnya, walaupun diguyur hujan deras, acara akad nikah berjalan lancar, diawali dengan tampilan Ki Lengser dan kawan-kawan, kemudian dilanjutkan ke  acara utama yaitu akad nikah, dilanjutkan dengan acara adat sunda lainnya, seperti nincak endog, nyaweran dan diiringi alunan musik degung life, lalu akhirnya makan prasmanan deh, perut yang sudah keroncongan kembali diisi masakan yang sangat enak dilidah, ditambah buah-buahan yang segar. Hmmm !!

Setelah perut diisi full tank, aku dan keluarga besar segera meluncur ke tempat lain, menuju rumah kakak sepupu lainnya, yaitu adik bungsu almarhum yang punya hajat, karena anak pertama kakak sepupu inipun meninggal seminggu setelah uwaknya meninggal, ponakan kami yang satu ini meninggal setelah koma selama seminggu di RS, dia terkena tumor otak. 

Subhanallah! Travelling yang bisa dikatakan sambil menyelam minum air, sambil menghadiri pesta pernikahan sambil takziah, menghubungi dua sepupu yang masih kakak beradik sekaligus, lelah tapi puas karena bisa bertemu dan saling melepas rindu dengan keluarga besar yang jarang sekali kami kunjungi karena kesibukan dan tempat yang berjauhan.

Kamipun pamitan setelah waktu sholat dzuhur menjelang, melalui jalur puncak yang segar, sejuk dan memanjakan penglihatan, fressshhh!!. Apalagi puncak waktu itu sedang berkabut tipis tidak setebal di waktu subuh ketika kami berangkat dari Cianjur, lapar pun kembali mendera perut kami, setelah lama mencari sesuatu yang pas untuk kami santap sore itu, akhirnya kamipun menemukan kedai Soto Mie, kuliner khas Bogor yang terkenal, yummy
 
Kakak 'pesaingku' ikutan narsis
Di udara dingin dan diiringi hujan deras, semangkuk soto Mie menghangatkan sekaligus mengenyangkan kami, diirigi ‘pengamen’ dadakan dari para mahasiswa yang sedang ‘uji nyali’ dalam mencari dana untuk acara pelantikan adik kelasnya  di Puncak, beberapa lagu bertemakan cinta menemani makan sore kami, Alhamdulilah!
Brrr dinginnn, me n my daughter Nayla
 
Puncak berkabut


Perjalan kami lanjutkan untuk pulang ke ‘istana’ mungil kami, namun karena sholat ashar sudah mau lewat, kami sempatkan sholat di Mesjid Ta’awun, di perbatasan Bogor-Cianjur, Mesjid megah yang selalu ramai oleh jema’ah yang mayoritas wisatawan baik dari dalam maupun dari luar negeri, oleh karena itu semua petunjuk disertai bahasa arab dan Inggris, keren kan!
Halaman Mesjid At-Ta'awun Puncak Bogor


Beberapa saat sebelum adzan maghrib berkumandang, aku sudah bisa rebahan diatas kasur butut yang selalu kurindukan, sekian!

Bogor, I will be back soon inshaa Allah!



23 komentar:

  1. :( semoga mereka yang terpanggil mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya.

    Saya bebrapa kali ke Bogor namun belum sekalipun ke Puncak. mungkin karena tiap ke sana selalu kena traffic jam... lain kali pengen ke sana juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaminn, trims mba do'anya!
      ayo atuh main ke Puncak, kalau bisa jangan hari libur!

      Hapus
    2. Sorry Mas kirain cewek! :P

      Hapus
  2. Suasananya mungkin sama ketika kami menikahkan saudara sepupu istri yg sudah yatimpiatu dari kecil dan kebetulan menikah pula dengan seorang gadis yg yatimpiatu pula.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mas Edi, kebayang sedih dan terharunya ya! trims dah mampir!

      Hapus
  3. Ih, mbak Aisyah.. touchy bangeeeet..
    saya merinding bacanya, ketika sang penganten melakukan prosesi.. saya juga suka cengeng kalo di bagian itu mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mba Tanti, bener2 berurai airmata, sedih banget, untungnya keluarga penganten wanita engga ikutan sedih coba kalau sedih semua acara pasti berantakan donk hehe

      Hapus
  4. perjalanan penuh emosi ya mbaaa....kebayang campur aduk perasannya..pantesan tak terlupakaaan :D...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya Mak Indah, bener2 tak terlupakan, minggu lalu adik perempuan sang penganten laki2 meninggal juga karena sakit gagal ginjal, masha Allah ujian buat istri sepupu saya!

      Hapus
  5. puncak berkabut pasti menganggu jarak pandang ya mbak. Setiap peristiwa ada senang dan sedih namun itu saat bersamaan ya? *jleeeb

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya Mba Titiss, sampai mobil jalannya merayap pelan banget, trims dah mampir!

      Hapus
  6. Masjid taawun..saya juga dulu kalau lewat suka Singgah disana mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mba Kania, apalagi kalau tak ada kabut, indahhh banget kan! trims dah mampir!

      Hapus
  7. Adduuhhh ...
    sudah lama sekali saya tidak melihat Puncak ...
    apalagi puncak yang berkabut ...

    kapan yang bisa jalan-jalan ke Puncak lagi ...
    (Zaman dulu perasaan sering banget saya lewat Puncak ...)

    Salam saya Teh

    (25/3 : 11)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo Om, kita kopdaran di Puncak, ajak teman2 Cimoners ya! trims dah mampir!

      Hapus
  8. Merasa ada yg kurang pastinya ya, Mba. Hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya kurang banget, si Yayang engga ada di samping eh Ceu Haji juga engga didampingi kang Haji :)

      Hapus
  9. Perjalanan yang nano-nano rasanya ya mbak

    sukses GA-nya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mas, kayak permen hehehe, trims dah mampir!

      Hapus
  10. Sedih dan bahagia .. mudah2an pengantinnya samara ever after :)

    BalasHapus
  11. udah lamaaa banget aku nggak ke Puncak mak,liat fotonya jadi pengen nih
    makasih ya, sudah terdaftar sebagai peserta :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hayu atuh kopdaran di Puncak! trims mak Muna!

      Hapus