Iilfeel! Bener-bener loneliness!
Gimana engga gitu, tiap hari hanya di rumah sendiri, dua anakku sudah ABG, sibuk dengan dunia mereka masing-masing, tak peduli dengan kehadiran mamanya, yang mereka butuh dariku hanya uang saku, biaya sekolah,, makanan dan minuman, engga ada yang lain!
Jadi emak gaul? Siapa takut? Wong semua tetanggaku di komplek ini juga gaul semua, rata-rata doyan chatting, kecuali yang punya karier diluar rumah, sedangkan aku? Mau kerja engga boleh, mau ke luar rumah engga boleh, dan suamiku tugas luar kota terus, huh! Cari duit deh yang banyak, biarkan aku mencari kebahagiaan sendiri!
Akhirnya akupun jadi ratu dumay, tiap hari chatting di facebook dan media sosial lainnya, biar engga ketinggalan zaman, yuhu!, sabodo amat orang mau bilang apa yang penting tugasku sebagai emak tak terbengkalai!.
Petualanganku dimulai, ratusan friend sudah aku raih, dari dalam dan luar negeri, sekalian menjajal bahasa inggrisku yang minim,tapi ternyata mereka bisa memahami kata-kataku, sekalian nambah saudara biar kalau ke luar ngeri ada orang yang bisa aku hubungi.
Tiada hari tanpa chatting, tak peduli pulsa cekak, gampang kok tinggal minta aja sama si yayang yang tugas ke luar kota terus, tinggal mnta ditranfer uangnya, baginya uang itu barang mudah.
Jika kulihat di friendlistku, mayoritas laki-laki, dari beberapa negara, hmm awesome!, mereka masih muda dan energik, bisa kubaca dari gaya bicara mereka, dan isi pesannya, kami pun tidak hanya bertemu di Facebook, tapi juga di skype, sehingga kami bisa saling melihat satu sama lain, aha mereka cute abis! So fresh, masih muda dan segar, lumayanlah buat cuci mata buat emak-emak kesepian sepertiku. Rata-rata usia mereka antara 23 smpai 35 tahun, aku? Lewat kepala empat tapi mereka bilang kalau aku masih muda dan cantik, uff untung hidungku engga terbang! Hehe.
Tapi ada satu diantara mereka yang usianya lebih tua dariku, kami merasa klop, dia lebih tua lima tahun dariku, namanya Edward, asal Utah Amrik, pekerjaannya pengusaha, ahh tajir bo!! Melihat profilnya saja aku sudah kelilipan, mataku berbinar jika chatting dengan duda mati ini, duda? Hm akupun mengaku kalau aku janda mati, walau bohong besar, ah biarin aja dia engga akan tahu kalau aku bohong, kecuali kalau dia nekad datang ke Indonesia menemuiku, di dumay itu banyak kebohongan, orang lain bisa berbohong akupun demikian, aku selalu berdalih begitu, walaupun hati deg-degan takut dosa.
Kehadiran Edward membuat hidupku lebih hidup, pria ganteng dengan dua anak yang sudah remaja ini, selalu membuatku bahagia dengan kata-katanya yang membius, selain itu dia pun jago bahasa Indonesia karena pernah datang ke Jakarta dan belajar bahasa Indonesia di satu keluarga Indonesia yang mukim di Utah. Hmm..Tuhan berdosaka aku pada suamiku?
Dan yang membuat aku tercengang, suaranya mirip dengan Sasongko suamiku, suara berat itu, yang sering kunanti setiap malam, namun Suamiku si worrkaholic, lebih mementingkan karir dan uang daripada istrinya, terus terang aku merasa kesepian! Dan kulampiaskan semua ini lewat chatting dengan Edward, teman yang lain hanya sekedar selingan, jika Edward sedang sibuk dan tak bisa chatting denganku.
Namun sayang karena ksibukannya sebagai pengusaha di susah diajak chatting di skype, aku penasaran banget dengan wajah aslinya, dan suaranya beratnya, terkadang dia mmbuatku tertawa ketika berbicara bahasa Indonesia, rayuan gombalnya membuatku terlena dan lupa daratan, sehingga khilaf kalau aku sudah punya keluarga, terlanjur bohong sama Edward akupun menikmati kebohongan ini, seolah aku benar-benar seorang janda mati.
Tapi aku engga kehabsian akal, kurayu terus supaya dia mau chatting di skype, sekali engga berhasil, kedua kali juga nihil, ketiga kalinya aku ancam kalau di mau di blokir dari friendlistku, akhirnya dia menyerah, dan kami janjian chating lewat skype di malam hari, jam dua belas tengah malam waktu Indonesia Bagian Barat, alasannya dia sedang istirahat makan siang karena di sana sedang jam dua belas siang. Oke aku pun setuju.
Malam yang dijanjikan sangat kutunggu, akupun rela begadang menunggu jam dua belas, akupun dandan secantik mungkin, aku tak ingin Edward kecewa dengan penampilanku, memakai baju yang terbaik dan terseksi, aku ingin malam ini hanya milik aku dan Edward.
Teng! Teng! Teng! Suara jam dinding kuno di ruang tengah berbunyi dua bleals kali, tandany aku harus segera membuka lappi, dan menyalakan skype, kulihat koneksi internet sedang oke, seolah mendukung niat chattingku malam ini, walau kurasa ini ide gila, namun demi kepuasan batinku yang kerontang. Tanganku gemetar setelah suara pangilan di skype berbunyi, Edward meneleponku, dengan sigap kubuka, aku berusaha untuk tenag, walu hati ini dag dig dug tak karuan.
Ketika koneksi tersambung, aku kaget setengah mati!
“Papaaa!!!!” aku menjerit memanggil suamiku, seorang pria bule duduk disamping suamiku, dia tersenyum nakal!.
hihihiiiiii
BalasHapustrims mba Tanti Amelia! salam kenal!
Hapus