Daftar Isi

Rabu, 15 Februari 2017

Belajar komunikasi yang produktif

#Aliran Rasa kom~prod

#Bunsay IIP

Bismillahirrohmanirrohim,

Setelah menyelami materi kom~prod saya benar-benar berubah. Alhamdulillah ‘emak2’ yang gampang panik dan emosian ini mulai terlihat lebih ‘cool’, bahkan adik saya yang bungsu memberikan label ‘jinak’ (dia menyamakan saya dengan singa betina saking galaknya menurut versi dia, hehe..). Saya orangnya gemes kalau lihat orang lain kerjanya nyantai, buang-buang waktu, bicara ngalor ngidul gak jelas, dan adik saya tipe perempuan seperti itu, mau ke warung beli pembalut aja kudu dandan sejam, takut dilihatin oranglah dan alasan-alasan yang kadang gak masuk akal, saya selalu bersebrangan dengan adik bungsu saya, saking keselnya melihat dia lelet, saya sering membentaknya,

“Cepet atuh! Arék moal!? Meuni lila-lila teuing!” (Cepetan donk! Mau gak?! Lama banget sih?!” dengan ekspresi wajah penuh kebencian. Jelas saja adik saya marah dan balik menyerang dengan kata-kata yang kasar.

Sekarang saya berusaha keras mengubah intonasi, gaya bahasa dan ekspresi tubuh yang lebih bersahabat,

“Bi, badé moal mésér pembalut téh?” (Bi, jadi gak beli pembalutnya?”) dan adik sayapun menjawabnya dengan sopan.

Begitu juga dengan anak-anak, selelah apapun saya usahakan untuk tetap tenang, tidak terbawa emosi, walaupun Ade atau Abang berteriak-teriak minta jajan atau minta dibuatkan sesuatu.

“Abang haus ya! Mau Susu coklat atau putih? Sini Abang duduk sebelah Mama nanti Abang bantu Mama ngaduk susunya ya!”

Alhamdulillah Abangpun sekarang kalau minta sesuatu tidak berteriak lagi.

Itu hanya beberapa contoh kecil keberhasilan saya dalam mempraktekkan hasil kulwap komprod bunsay IIP. Walaupun masih suka gagal, tapi saya terus berusaha untuk memperbaiki diri. Memperbaiki cara dan pola berkomunikasi dengan oranglain, bahkan dengan diri sendiri.

Saya mulai sadar, jika aura kita positif maka akan ada feedback positif, jika negatif maka feedbacknya juga negatif. Saya harus terus memahami dengan siapa saya bicara. Saya mulai pilih-pilih kata yang tepat untuk diucapkan, sehingga oranglain faham apa yang saya maksud. Kalau komunikasi lancar, segala sesuatupun akan beres.

Yang lebih penting dan saya tanamkan dalam hati saya, setiap ucapan atau kata yang diungkapkan lewat lisan ataupun tulisan baik online maupun offline akan dicatat malaikat dan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat.

Saya tidak mau diseret ke neraka karena ucapan saya melukai hati atau perasaan oranglain. Ingat! Ingat! Allah maha mendengar dan melihat. Dan para malaikatnya merekam dan mencatat setiap adegan dan ucapan dengan kamera super canggih yang tak akan pernah rusak, namun kita masih bisa meminta para malaikat itu untuk menghapus rekaman negatif dengan meminta maaf pada lawan bicara kita dan memohon ampun pada Allah SWT.

Sekian,

Semoga Allah selalu memberi petunjuk dan hidayah pada setiap langkah dan ucapan kita, Aamiin!

Cianjur, 15 Februari 2017

Midnight moment

Siti Aisah IIP Cianjur

6 komentar:

  1. Assalamualaikum, Bunda Aisya.
    Seneng baca tulisan sahabat-sahabat IIP yang menginspirasi.

    Happy Blogging.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalikumsalm
      Terima kasih mba Lendy, aduh malu masih terus belajar ngeblognya juga

      Hapus
    2. Waalikumsalm
      Terima kasih mba Lendy, aduh malu masih terus belajar ngeblognya juga

      Hapus
    3. Waalikumsalm
      Terima kasih mba Lendy, aduh malu masih terus belajar ngeblognya juga

      Hapus
    4. Waalikumsalm
      Terima kasih mba Lendy, aduh malu masih terus belajar ngeblognya juga

      Hapus
  2. Assalamualaikum, Bunda Aisya.
    Seneng baca tulisan sahabat-sahabat IIP yang menginspirasi.

    Happy Blogging.

    BalasHapus