Dalam
pandangan masyarakat Indonesia sekarang ini, yang disebut Kartini moderen atau
Kartini masa kini adalah wanita-wanita yang mempunyai karir di luar rumah.
Sehingga para wanita yang tinggal di rumah alias ibu rumah tangga tidak masuk
kategori wanita-wanita yang menjadi penerus perjuangan pahlawan kita Raden Ajeng
Kartini yang selalu diperingati setiap tanggal 21 April sesuai tanggal
kelahirannya.
Memperingati
hari Kartini pun seolah hanya milik para wanita karier saja, dengan mengadakan
perlombaan di tempat kerja namun jarang sekali acara tersebut digelar di tempat
khusus para Ibu Rumah Tangga. Padahal sebenarnya kami juga bisa lhoo!
Membaca
tulisannya mba cantik berputra tiga asal Makasar ini saya langsung trenyuh! Apa
yang mba Mugniar rasakan, saya juga merasakannya.
Tulisan
mba Mugniar yang berjudul:
Tulisan ini diposting tanggal 20 november 2013, dan dalam
tulisannya mba Mugniar ingin menyampaikan kegalauan beliau yang memilih untuk menjadi
ibu rumah tangga sejati, walaupun beliau sarjana teknik yang notabene lebih
mudah untuk mencari pekerjaan di luar rumah atau menjadi wanita karier
sebagaimana layaknya para sarjana
lainnya.
Begitu juga dengan hobbinya
yang lain, membaca dimanapun dan kapanpun ada kesempatan untuk membaca mba
Mugniar selalu menyempatkan sehingga buku non fiksi adalah teman akrab yang selalu
dibawanya kemanapun beliau pergi, hal yang mungkin masih dianggap ‘aneh’ memang dalam pandangan
masyarakat kita yang masih rendah minat bacanya.
Ibu rumah tangga selalu
identik dengan pakaian rumah, daster, dan celemek, berbeda dengan wanita karir
yang kebanyakan berseragam. Dandanan ibu rumah tangga pun sederhana bahkan terkadang
memakai ‘parfum’ asap dapur dan bau ompol hehehe,
sangat jauh berbeda dengan wanita karier yang selalu tampil ‘cling’ dan harum
mewangi.
Saatnya kita sebagai
perempuan merubah cara pandang masyarakat yang terlanjur keliru itu, meyakinkan
mereka bahwa ibu rumah tangga juga bisa menjadi Kartini masa kini dari rumah,
kita memilih menjadi ibu rumah tangga bukan berarrti kita memilih jalan yang
salah dan terkesan bodoh karena harus ‘mempeti eskan’ gelar kesarjanaan kita.
Tapi kita memilih menjadi ibu rumah tangga karena lebih mementingkan dalam hal
pengasuhan dan pendidikan anak serta keutuhan rumah tangga, dengan menghindari
hal- hal negatif ynag bisa memicu konflik dalam rumah tangga terutama dengan
suami.
Sebagaimana luhurnya
cita-cita ibu kita Kartini, memberdayakan seluruh wanita Indonesia, kita juga
bisa melanjutkannya dengan berkiprah dari dalam rumah, dengan menjaga keharmonisan
dan keutuhan rumah tangga, melayani dan mencintai suami sepenuh hati iklhas
dari lubuk hati sebagai sarana ibadah bukan hanya sekadar kewajiban dan
kebutuhan sebagai wanita dan istri saja. Dengan demikian kita memberikan contoh
yang baik untuk rumah tangga yang lainnya.
Kita juga bisa dandan cantik
dan wangi, tapi hanya untuk suami dan keluarga saja, seperti halnya ibu kita
Kartini yang selalu luwes, sopan dan lemah lembut terhadap suami dan keluarganya.
Kita berada di rumah bukan
berarti hanya doyan menonton dan merumpi saja, kita juga bisa mendidik dan
mengasuh anak dengan tenaga yang bukan sisa, masih full energy sehingga kebutuhan pendidikan dan kasih sayang mereka
dari seorang ibu bisa tercapai dengan maksimal.
Nah, katanya kalau ibu rumah
tangga itu tidak gaul, kata siapa? Maybe
yes maybe no, tergantung orang yang menilai, gaul positif atau negatifkah?
Tergantung ibu rumah tangga itu sendiri, tapi buktinya banyak wanita para ibu rumah
tangga yang sukses mendulang ‘emas’ dari dalam rumah dengan berjualan atau
berkarya membuat sesuatu yang menghasilkan uang tanpa harus meninggalkan rumah.
Menjadi penulis, pebisnis, pengusaha jasa, dan sebagainya. Dan pergaulannya
juga luas tidak hanya sebatas di dunia nyata tapi juga di dunia maya, ehemmm!!
Ibu kita Kartini
mengharapkan semua wanita Indonesia untuk meneruskan cita-citanya dengan
mencari dan menambah wawasan seluas mungkin. Dan, para ibu rumah tangga juga
bisa kok, dengan membaca salah
satunya, membaca semua hal yang ‘tersirat’ dan ‘tersurat’, membaca buku, majalah,
atau apapun dan membaca peluang utuk memajukan masa depan negeri ini, dengan
membuka lapangan kerja, mengadakan atau membangun komunitas yang positif, dan sebagainya.
Pada akhirnya pilihan ada di
tangan para wanita itu sendiri, memilih karier maupun ibu rumah tangga sah-sah saja, sama beratnya,
sama hebohnya, sama kerennya! Yang penting cita-cita ibu kita Kartini bisa
tercapai dengan baik di negeri ini.
sukses GA nya ya mbak,,memang benar pilihan ada di tangan kita,,,yuk mari kita lakukan hal-hal yg positif selama kita mampu,,,
BalasHapusThank You mba Dwi, ayooo!
HapusTerima kasih atas partisipasi sahabat dalam Giveaway Ada Kartini di Dadamu di BlogCamp.
BalasHapusSegera didaftar
Salam hangat dari Surabaya
Sama2 pak dhe, saya bangga bisa ikutan GA pak dhe lagi :D
Hapussalam juga dari Cianjur!
Wanita karir atau ibu rumah tangga ya?
BalasHapusEhm... Sama2 heboh, sama2 seru dll..
Kalo dua-duanya bisa gak mbak?
Hahaha
ya bisa atuh mas! mas mau plih yang bisa dua-duanya kan? tapi mas juga harus mau bantuin pekerjaan domestik, oke!
Hapuskartini dimasa emansipasi wanita ya mak :)
BalasHapusYup betul mba titis!
HapusSebagaimana luhurnya cita-cita ibu kita Kartini, memberdayakan seluruh wanita Indonesia, kita juga bisa melanjutkannya dengan berkiprah dari dalam rumah.
BalasHapusCaranya yaitu dengan menjaga keharmonisan dan keutuhan rumah tangga, melayani dan mencintai suami sepenuh hati.
Ikhlas dari lubuk hati sebagai sarana ibadah bukan hanya sekadar kewajiban dan kebutuhan sebagai wanita dan istri saja.
Setuju mbak... ^^
Trims! mba Tanti!
HapusSukses ya mak kontesnya... Mari berusaha menjadi yang terbaik
BalasHapusWanita karir atau rumah tangga sama saja yang penting menjalaninya tanpa mengabaikan tugas utama ... hehehe
Salam hangat tanpa gosong dari Jogja
aamiinn, trims mas Sholihin, do'akan saja oleh para laki-laki Indonesia kita bisa lebih baik dari Kartini
HapusWaah terima kasih banyak ya mak Siti, sudah mereview tulisan saya. Ibu rumah tangga sekarang okeh okeh .. bisa berkiprah dari rumah ya Mak. Yang kantoran pun bahkan bisa sambil nulis :)
BalasHapusMoga menang ya Mak :)
Sama-sama mba mugniar, siip kita bangga jadi wanita Indonesia kan? aammiinn trims do'anya!
HapusHebat yaa mak ..Kartini modern jaman kini. Semuanya berprestasi :) sukses untuk Ga-nya ya Mak :)
BalasHapusYup betul mak! We are proud to be Kartini's generation! thanks!
BalasHapusmenjadi ibu rumah tangga atau berkarier di luar rumah itu urusan masing-masing, namun satu hal yang perlu digarisbawahi jangan pernah meremehkan profesi sebagai ibu rumah tangga. Karena ibu rumah tanggapun juga mempunyai derajat yang sama seperti pekerja kantoran, mereka pun pantas disebut Kartini, buktinya selain menjadi ibu bagi anak-anaknya dan istri yang baik bagi suaminya, ia juga bisa menghasilkan walau berangkat dari rumah. Bukti nyatanya dengan menulis.
BalasHapusSalam.....
Betul mba Sri, salam balik dari Cianjur!
Hapusapa pun pilihan kita, ddi rumah maupun di kantorm sepanjang semangat dan niat baik untuk menjadi istri, ibu, anak, dan perempuan yang baik, insya Allah akan memberi hasil yang baik pula. Mak Mugniar adalah contoh luar biasa bagaimana perempuan, dengan semangatnya, bisa merubah dunia...Sukses yaaaa
BalasHapusbetul banget mak Indah, trims masukannya! sama2!
Hapus