Merajut
silaturahmi,
Mendulang
rezeki.
Oleh
: Aisha Khairunnisa
Rasa khawatir menyergap beberapa
bulan sebelum bulan Ramadhan tiba di tahun ini, yang ada dalam benak saya dan
selalu mengganggu pikiran saya adalah, apakah saya akan mampu membiayai
anak-anak saya sendirian?. Apakah saya bisa membelikan anak-anak pakaian dan
sepatu untuk hari lebaran? Apakah saya akan sanggup memenuhi kebutuhan anak-anak
sebelum dan sesudah bulan Ramadhan yang biasanya harga-harga di bulan ini
selalu menjulang tinggi, senyuman kecut menghiasi wajah saya suatu hari, kening
pun mulai berkerut, berfikir keras untuk mencari solusi, karena saya yakin,
anak-anak belum siap dengan keadaan sekarang, mereka belum faham dengan kondisi
keuangan keluarga setelah ditinggal ayah mereka, karena mungkin mereka sudah
terbiasa senang ketika ayahnya masih hidup dulu, dan momen lebaran adalah momen
yang paling dinanti dan membahagiakan bagi lima krucil saya, selain mendapat uang THR karena berhasil menjalani puasa
penuh setiap hari, mereka pun mendapatkan beberapa potong baju baru dan sepatu
atau sandal baru.
Huff! Beban ini terasa berat menghimpit
dada! Hanya untaian do’a yang saya panjatkan di setiap waktu, mudah-mudahan ada
jalan keluar. Aku yakin Tuhan tak akan membiarkan hambaNya jika ia meminta kepadaNya,
itu janjiNya dalam kitab suci.
Bulan Sya’ban pun tiba, saya semakin
gelisah, karena usaha saya dalam penjualan beras masih terlihat datar-datar
saja, keuntungan dari beras hanya cukup
untuk makan sehari-hari, untuk kebutuhan lain terpaksa harus merogoh uang
tabungan peninggalan almarhum suami. Beban di pundak terasa lebih berat! Tapi
saya tidak boleh menyerah! Kalau saya menyerah, bagaimana nasib anak-anak
saya?. Saya terus berpikir keras untuk mencari solusi, selain berdo’a dan terus
berdo’a.
Kemudian
saya teringat akan nasihat seorang ustadz di Pesantren dulu, beliau berkata
“Jika
kalian ingin diluaskan rezeki, maka bersilaturahmilah! karena Rasulullah juga
mengajarkan itu, yakinlah bahwa silaturahmi itu akan meluaskan rezeki, menambah
saudara dan teman, memanjangkan usia dan membuat awet muda!” masih terbayang
senyum pak Ustadz ketika menerangkan sebuah hadits tentang manfaat silaturahmi.
Ahh
senangnya, wajah saya kembali ceria!, kebetulan juga teman-teman di FLP ( Forum
Lingkar Pena ) Cianjur selalu mengajak saya untuk bersilaturahmi, berkumpul
setiap hari ahad, kami menyebutnya pekanan, dalam pekanan ini kami saling
memberi ilmu tentang kepenulisan, dan juga kami bisa saling bertukar informasi
masalah bisnis, silaturahmi yang sangat multiguna, selain mendapat ilmu tulis
menulis juga mendapat relasi bisnis!
Diluar
pekanan dengan FLP saya pun mulai merajut silaturahim dengan sudara-saudara
yang jauh dan yang dekat, dengan tetangga, dengan teman-teman facebook, dan
sebagainya. Silaturahmi saya jalin tidak hanya face to face tapi juga lewat SMS dan chatting di Facebook, tenyata dengan kecanggihan teknologi semua
menjadi mudah, alhamdulillah!. Saya menawarkan barang dagangan saya kepada
siapapun yang membutuhkannya.
Awalnya saya malu-malu untuk
menawarkan barang dagangan saya pada teman-teman, namun ternyata mereka juga
sama-sama doyan bisnis, ada dianatara mereka yang menawarkan kerudung, parfum,
dan lain sebagainya, kamipun saling bertukar barang untuk dipasarkan, semakin
banyak teman dan saudara yang saya hubungi, semakin besar peluang untuk menawarkan
barang yang saya jual, mulai dari beras, pakaian, alat sholat, Al-Quran, dan
barang elektronik serta barang kebutuhan rumah tangga lainnya. Selain itu saya
pun membuat kartu nama melalui bantuan seorang teman di IIDB ( Ibu-ibu Doyan
Bisnis ), ternyata dengan kartu nama sangat membantu, mereka tidak akan lupa nomor
handphone saya dan juga akun facebook serta twitter saya, jadi ketika ada
pesanan barang mereka tidak hanya memintanaya lewat SMS atau telepon tapi bisa
juga lewat inbox di Facebook.
Sebagian besar barang dagangan pun
saya membelinya secara on line, beras
dipesan lalu diantar sampai rumah, begitu juga dengan barang-barang lainnya,
hanya sebagian kecil yang saya beli di toko grosir dekat rumah, itupun hanya
untuk barang yang sesuai pesanan pembeli dan tidak tersedia di rumah, sehingga waktu untuk mengurus rumah tangga dan
anak-anak pun tidak terlalu tersita, yang penting bisnis lancar dan berkah,
rumah tangga tetap terurus dan anak-anak terawat dan terawasi dengan baik, saya
pun mulai disiplin membuat pembukuan sederhana, sehingga tidak ada barang atau
uang yang hilang sia-sia.
Setelah merajut silaturahmi kesana
kemari, alhamdulillah di bulan Ramadhan pembeli mulai berdatangan, sayapun
tidak memasarkan barang dagangan saya sendirian, namun dibantu beberapa teman
dan saudara, ada yang memesan mukena beberapa kodi untuk dijual lagi, ada juga
yang memesan pakaian dan alat rumah tangga hingga handphone, senangnya!, saya
hanya tinggal di rumah menunggu para reseller
melaporkan hasil jualannya, dan menghitung keuntungan serta modal yang kembali,
serta tak lupa menyisihkan sedikit sedekah sebagai tanda syukur atas rezeki
yang telah dititipkan Allah terhadap saya dan keluarga.
Ternyata tidak hanya mukena dan
pakaian saja yang laku di bulan Ramadhan, beras pun mengalami peningkatan penjualan
karena banyak yang membutuhkan beras untuk membayar zakat fithrah yang
diwajibkan untuk setiap muslim di akhir bulan Ramadhan, ada yang membeli hingga
lebih dari tiga kwintal untuk dijual kembali, belum lagi tetangga di sekitar rumah
yang membeli untuk Zakat Fithrah sekaligus untuk kebutuhan hariannya, alhamdulillah,
setelah dihitung-hitung beras habis terjual hampir satu ton dalam waktu dua
minggu, mendapat keuntunganpun hingga dua kali lipat, karena harga beras sedang
naik dan juga ditambah dari penjualan beras ketan yang meningkat tajam, baik
ketan putih maupun ketan hitam, karena di bulan Ramadhan atau menjelang hari
raya Idul Fitri banyak orang yang mau membuat penganan khas lebaran yaitu tape uli, atau tape ketan hitam dan uli
( di daerah sunda disebut ‘Ulén’) dari ketan putih, ditambah lagi dagangan di
warung yang saya tambah dagangan lain
selain beras, yaitu telur, minyak, terigu, tepung kanji, gula merah dan
gula putih, tak lupa margarine dan bahan untuk kue yang lainnya, alhamdulillah
kami pun mendapatkan berkahnya bulan Ramadhan yang dijanjikan Allah SWT!
Bulan syawal pun tiba, silaturahmi
semakin erat dirajut, ternyata mereka teman bisnis maupun konsumen, baik dari
kalangan saudara maupun dari teman-teman, saling memberi janji, insha Allah
jika ada waktu dan usia, jika Tuhan memberi ijin, kami akan terus menjalin
bisnis bersama, bisnis yang tidak hanya memberi keuntungan duniawi semata,
namun sekalian menjaga silaturahmi! Aamiinn!
Maka yakinlah, jika silaturahmi itu
bisa mendatangkan rizki dan mendapatkan saudara dan relasi yang baru, inshaa
Allah!
Subhanallah mak,semoga bisnisnya berkah terus ya :)
BalasHapusAaaammiinn, trims dah mampir!
Hapussemoga selalu bisa merajut mimpi ya mbak
BalasHapusaaamiinn, trims dah mampir!
Hapus