Setiap
hari saya harus bolak-balik ke atas dan kebawah, maksudnya?
Karena
ukuran rumah saya yang super mini, luas tanahnya hanya kurang lebih 48 meter
persegi, jadi supaya luas dibuatlah dua lantai.
Sebelumnya
rumah ini milik orangtua saya, namun karena ayah saya mau membagikan sedikit
‘hibah’ untuk putri-putrinya yang belum kebagian, akhirnya rumah itu dijualnya
ke saya yang harus boyongan pindah rumah mendadak dari Bandung ke Cianjur.
Yup,
jadilah an old small house ini
berpindah kepemilikkan. Alhamdulillah walaupun kecil tapi membuat saya dan
anak-anak betah, karena akses kemana-mana gampang, dekat dengan keluarga besar
saya dan keluarga almarhum suami.
Rumah
mungil ini membuat saya capek sedikit awalnya, karena harus naik turun tangga,
entah berapa kali saya harus melakukan hal ini setiap harinya.
Kamar
tidur, ruang nonton tv, dan ruang nyetrika ada
di lantai atas ,begitu juga jemuran ada di teras atas, sedangkan ruang
tamu, gudang, dapur, kamar mandi dan juga warung ada di lantai bawah. Nyaris
tak punya halaman walaupun sejengkal, karena lahan habis untuk bangunan saja.
Untuk
menyiasati supaya saya tidak terlalu lelah dan mengirit waktu, ketika naik ke
lantai atas, saya segera mengedarkan pandangan ke sekeliling, dan berfikir, apa
yang bisa dan harus saya kerjakan diatas sekarang? Saat itu pun saya kerjakan,
misalnya membereskan tempat tidur, menyapu lantai, menjemur atau menulis.
Begitu
juga sebaliknya, ketika ada di lantai bawah, saya lakukan hal yang sama, apa
yang harus dan bisa saya kerjakan saat itu, seperti mencuci piring mencuci
baju, menyapu lantai, membereskan gudang dan memasak dan sebagainya.
Karena
jika tidak mengatur waktu dan kesempatan itu, saya akan kelelahan, selain faktor
usia, sayapun memiliki warung sembako yang buka sejak pagi sekitar jam enam
pagi sampai sore jam enam juga, yang namanya pembeli tidak tahu kapan
datangnya, tidak bisa diprediksi bukan?
Walaupun
anak tangga itu cuma ada sepuluh buah, tapi lama-lama membuat betis saya pegal
juga, engga kebayang kalau harus naik turun tangga setiap sepuluh menit sekali J, nanti betisku mengalahkan
betisnya Emang-emang (Abang-abang) becak
donk :D
Hufff!
Semua
itu lalu membuat saya berfikir, bagaimana dengan kehidupan bermasyarakat?
Adakalanya
hidup kita di atas dan adakalanya dibawah, secara ekonomi ataupun secara
sosial, karena hidup itu bagaikan roda yang selalu berputar.
Saya
merenung sejenak, mengambil hikmah dari kejadian sehari-hari di rumah, saya ambil
kesimpulan bahwa ketika secara ekonomi atau sosial kita berada di atas, maka
kerjakan kebaikan sebanyak mungkin sesuai kemampuan, begitu juga sebaliknya, ketika berada di
bawah, kerjakan kebaikan sebanyak mungkin sesuai kemampuan.
Segala
sesuatu pasti ada hikmahnya, Alhamdulillah
bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa.
Nah, kalau nulis untuk blog itu biasanya dimana Teh? Diatas sambil nonton tv atau dibawah sambil jaga warung?
BalasHapusAbdi kabita, hoyong ngawarung sembako Teh. Engkin ah upami tos berkeluarga saja...
saya engga bisa nulis sabil nonton, seringnya sih, sambil jaga warung kalau siang dan kalau malam diatas sambil nngguin anak2 belajar, sok atuh ngawarung, tapi kerja yang sudah tetap jangan ditinggalkan, biar istrimu nannti yang jaga warung mah, Ok!
Hapus