Daftar Isi

Senin, 30 Desember 2013

Resensi Novel Asma Nadia



Because Love Is Blind
Judul: Assalamualaikum Beijing
Penulis: Asma Nadia
Hal: 354 halaman
Penerbit: Noura Books (PT Mizan Publika)
Genre: Fiksi Indonesia
Harga: IDR 49 000 (Belum Ongkir)
ISBN: 978-602-1606-15-5
Cetakan Pertama: Oktober 2013



Cinta memang buta, tak mengenal usia, bahasa, budaya, bahkan agama! Itulah yang ingin disampaikan Asma Nadia dalam novel barunya yang berjudul “Asslamualaikum Beijing”

Mari Tilawah!



Jodoh eh ODOJ!


SENENG RASANYA PUNYA BANYAK TEMAN!
Itu ungkapan saya pada teman-teman dan keluarga besar, setelah punya banyak teman baik di dunia nyata maupun dunia maya, sebagai seorang single ‘dadakan’, ups!! karena saya engga mau jadi single lagi suerr!! Berteman adalah cara saya untuk menghibur diri, supaya engga berlarut-larut dalam kesedihan.

Minggu, 08 Desember 2013

Lomba Blog Emak Gaoel


Jadi Smart  Mom?, Harus!!

Banyak orang engga nyangka kalau jadi emak atau ibu itu gampang-gampang susah, atau susah-susah gampang ya! Saya ambil yang gampang-gampang susah deh biar gampang beneran hehehe...!

Jogja Part Three



 
Good bye, Jogjakarta!
Hari cerahhhh bangett, langit biru terang disaput awan putih, sejuk dan segar. Aku malas untuk bangun, rasanya sayang banget ninggalin Jogja cepat-cepat, belum puas sihh!
 Cuma dua hari disana. Tapi isi dompetku sudah bener-benar menipis, masak mau ngemis di Jogja? Banyak saudara dan teman yang tinggal disana tapi tengsin abis atuh! Minta atau minjam duit buat ongkos, lagipula anak-anak pasti sudah kangen sama emaknya yang jelek jelita ini! :P

Jumat, 06 Desember 2013

Jogja Part two



Me Time!
Sebenarnya aku sedih banget pergi ke Jogja sendirian, harusnya bawa anak atau keluarga biar lebih asyik, tapi ini kan acara Kopdar Blogger Nusantara! Masak mau bawa anak sihh?? Walaupun ada juga yang bawa anak, aku pikir aku takut merepotkan orang lain jika bawa anak, padahal si Ade baru dua tahun dan masih mimi ASI, dengan terpaksa aku stop ASI nya karena dia akan rewel kalau aku tinggal lama-lama, dan adikku yang kutitipi akan kerepotan, anehnya ketika di stop, si Ade cuek aja tuh, padahal baru saja disunat dan belum sembuh luka sunatnya, tega amat ya aku sebagai emak! Harusnya acara sunatan si aAde tuh tanggal 30 Nopember, berhubung mau ada acara kopdar Blogger Nusantara ya terpaksa aku majuin acara sunatannya, walaupun engga pakai acara hajatan, cukup dengan pengajian ibu-ibu dan kelurga besar saja. Alhamdulilah lancar jaya, dan si Ade engga rewel hanya sehari saja nangisnya, besoknya walau masih basah luka sunatnya, dia sudah asyik bermain bola dengan abangnya, muachhhhhh... anakku emang keren!

Jogja Part One


My Lonely Journey
Jogja I am coming!!
Itu status yang ku update di facebook ketika aku duduk di kursi bis jurusan Cianjur Jogjakarta, hmmm rasanya gimana gitu, soalnya ini perjalanan pertamaku tanpa suami tercinta.

Jumat, 22 November 2013

Mirip Mantan


Bagaimana persaanmu jika bertemu dengan orang yang wajahnya mirip mantan kamu? Mau mantan pacar, mantan suami atau mantan-mantan lainnya (weww ada gituh?).

Ini pengalamanku,
Tangga 10 Nopember 2013, aku menghadiri undangan pernikahan teman di kota B, pergi bareng dengan seorang teman perempuan yang masih lajang. 

Maaf Saya Sibuk!


Ealaaahhh sombong amat sih Mak! Baru jadi tukang beras rumahan juga, gimana kalo jadi bandar beras beneran?

Ups terserah deh, saya memang benar-benar sibuk, bukan sok sibuk yang seperti dituduhkan orang-orang terhadap saya yang notabene hanya sebagai tukang beras  rumahan saja.

Jumat, 08 November 2013

Tantangan Nulis Buku


Nulis buku?, Why not?
Bagi saya, buku adalah harta yang paling berharga, berapapun harga buku, kalau saya sudah jatuh hati, saya selalu berusaha untuk membelinya, baik secara online maupun offline, kecintaan saya terhadap buku begitu sangat dalam, sehingga suami pernah cemburu karenanya, ealaahhh!

Senin, 04 November 2013

Baktiku untuk Abah


Sang Motivator
Oleh : Aisha Khairunnisa

      Sang motivator, saya memberi julukan kepada  Abah, dia adalah ayah kandungku, usianya sudah tujuh puluh lima tahun, namun badannya masih kuat, giginya masih utuh, rambutnya sudah putih semua, walaupun tulang punggungnya sedikit bengkok, bukan bungkuk ke depan sebagaimana layaknya seorang kakek, namun bengkok ke sebelah kiri, karena pekerjaannya sebagai tukang pangkas rambut ( kurang lebih sudah lima puluh enam tahun ) menjalani profesinya sehingga tulang punggung bengkok ke sebelah kiri, dan harus terus berdiri! ( Mana ada seorang tukang pangkas rambut bekerja sambil duduk, hehehe!)

Artikel Anak 2


Minyak Zaitun, Obat Kutu Rambut



            Adik-adik siapa yang rambutnya berkutu? Ihh jijik ya!, kutu rambut adalah sejenis hewan artropoda yang hidup sebagai parasit di dalam rambut, hewan ini sangat sulit diberantas dan mudah menyebar, lihat saja rambut anak-anak kecil sampai orang dewasa mudah sekali terkena serangan kutu rambut ini bukan?, kutu rambut berkembang biak dalam waktu seminggu saja, dari mulai berbentuk telur hingga menjadi kutu dewasa, pantas saja semua orang bisa diserang hewan kecil ini, nah mau tahu obatnya? Silahkan simak ya!

Rabu, 23 Oktober 2013

Artikel Anak


Anggur, obat kanker yang paling enak.


            Hallo adik-adik!, siapa yang suka buah anggur? Wuihh semua pasti suka!, karena buah anggur rasanya yang manis dan sedikit asam, juga bertekstur renyah.

Jumat, 18 Oktober 2013

Melatih Anak Untuk Mengerti Hak dan Kewajiban sejak dini


Ini Punya Abang, Ini Punya Adik!
            Mengurus dan mendidik balita ternyata gampang-gampang susah, apalagi jika usianya berdekatan antara satu dengan yang lain, Allah SWT memberi saya ujian plus kebahagiaan dalam hal ini dua kali, diantara lima anak saya, ada dua pasang anak yang usianya berdekatan, yaitu anak pertama dan kedua, beda usia terpaut satu setengah tahun, keduanya laki-laki. Kemudian, antara anak keempat dan kelima beda usia terpaut dua tahun dua bulan, laki-laki juga, otomatis kedua pasang anak laki-laki saya seperti kembar. Hanya satu yang perempuan tidak memiliki pesaing plus engga punya teman, dan jarak usia antara dia dan kedua kakaknya serta kedua adiknya lumayan jauh, seolah dia adalah princess di rumah kami.

Rabu, 09 Oktober 2013

Resensi Buku


Trik dan Tips menghasilkan Uang dari Blog
Judul Buku      : Blog Mini Penghasilan Maksimal (Mendulang Uang dengan sedikit Artikel)
Isi                    : 93 Halaman
Penulis             : Abdul Cholik
Penerbit           : PT Elex Media Komputindo

Mencari uang lewat Internet sudah menjadi trend dikalangan pengguna internet saat ini, salah satunya melalui media blog. Namun, menghasilkan uang lewat blog ternyata gampang-gampang susah, diperlukan keuletan, kesabaran, ketangguhan, dan melek informasi tentang perkermbangan blog.

Minggu, 06 Oktober 2013

Bisnisku


“Ma, ajari aku bisnis!”
Oleh : Aisha Khairunnisa
            Judul di atas adalah permintaan anakku yang sulung ketika melihat saya sibuk dengan urusan bisnis kecil-kecilan, jual beli beras, dan mukena ketika musim lebaran tiba. Saya trenyuh mendengarnya, dan saya jawab “Ya nak, Inshaa Allah akan diajarkan, Mama janji!” dia tersenyum sambil membantu saya meindahkan karung-karung beras itu berdua adiknya. Walaupun sebenarnya saya sendiri belum bisa menjadi seorang businesswoman yang sukses seperti orang lain, hanya punya sedikit pengalaman saja yang akan saya ceritakan pada anak-anak saya.

Oleh-oleh KOPDAR IIDN Bandung


Ikutan KOPDAR bersama IIDN Bandung serasa mimpi bagi saya, dari dulu kalau diajak acara apapun di Bandung saya selalu menolaknya, degan alasan engga tega meninggalkan anak saya yang masih kecil-kecil, namun kali ini tiba-tiba saja saya bersemangat untuk hadir, ada dorongan yang sangat kuat dari dalam jiwa saya ternyata, ada niat dan keinginan yang lebih dahsyat yang dapat menghancurkan rasa sedih saya dan meluluh lantakkan rasa tidak percaya diri saya sebagai penulis dan pebisnis pemula. Intinya ada sesuatu yang dapat mengubah hidup saya dan merecharge pola pikir saya yang sudah mulai down.

Sabtu, 05 Oktober 2013

Cinta Gila Facebooker


            Iilfeel! Bener-bener loneliness!
Gimana engga gitu, tiap hari hanya di rumah sendiri, dua anakku sudah ABG, sibuk dengan dunia mereka masing-masing, tak peduli dengan kehadiran mamanya, yang mereka butuh dariku  hanya uang saku, biaya sekolah,, makanan dan minuman, engga ada yang lain! 
            Jadi emak gaul? Siapa takut? Wong semua tetanggaku di komplek ini juga gaul semua, rata-rata doyan chatting, kecuali yang punya karier diluar rumah, sedangkan aku? Mau kerja engga boleh, mau ke luar rumah engga boleh, dan suamiku tugas luar kota terus, huh! Cari duit deh yang banyak, biarkan aku mencari kebahagiaan sendiri!
*****

Kamis, 03 Oktober 2013

Belajar FF


Aku Rindu si Macho
Oleh : Aisha Khairunnisa
            “Dasar pemalas!!!” teriakku di pagi hari, sebuah bantal mendarat tepat diatas punggungnya. Dia hanya menggeliat, kemudian keluar dari selimutnya dan turun dari ranjang, sekilas kemudian dia berjalan keluar kamar, lalu mantapku tajam dari balik pintu.
            Duhhh! Cara berjalannya yang gagah dan tegap, tatapan matanya yang tajam, jarang sekali bersuara, dia hanya mengeluarkan suara jika perlu saja, itulah yang paling aku suka darinya. Pejantan yang tak rewel!
            Entahlah, mengapa aku tiba-tiba saja marah padanya, padahal tak ada masalah yang dia buat, pun dia tidak membuatku cemburu, tapi marahku di pagi itu telah membuatnya minggat dari rumah. Mungkin karena aku akan menstruasi jadi emosiku tak terkendali, maafkan aku sayang!
*****

Sabtu, 28 September 2013

Naskah Gagal


  Merajut silaturahmi,
Mendulang rezeki.
Oleh : Aisha Khairunnisa
            Rasa khawatir menyergap beberapa bulan sebelum bulan Ramadhan tiba di tahun ini, yang ada dalam benak saya dan selalu mengganggu pikiran saya adalah, apakah saya akan mampu membiayai anak-anak saya sendirian?. Apakah saya bisa membelikan anak-anak pakaian dan sepatu untuk hari lebaran? Apakah saya akan sanggup memenuhi kebutuhan anak-anak sebelum dan sesudah bulan Ramadhan yang biasanya harga-harga di bulan ini selalu menjulang tinggi, senyuman kecut menghiasi wajah saya suatu hari, kening pun mulai berkerut, berfikir keras untuk mencari solusi, karena saya yakin, anak-anak belum siap dengan keadaan sekarang, mereka belum faham dengan kondisi keuangan keluarga setelah ditinggal ayah mereka, karena mungkin mereka sudah terbiasa senang ketika ayahnya masih hidup dulu, dan momen lebaran adalah momen yang paling dinanti dan membahagiakan bagi lima krucil saya, selain mendapat uang THR karena berhasil menjalani puasa penuh setiap hari, mereka pun mendapatkan beberapa potong baju baru dan sepatu atau sandal baru.

Naskah Anak


Surat Cinta Buat Mama
Oleh : Aisha Khairunnisa
            Liburan kali ini sangat berarti bagiku dan bagi kedua abangku, Mama mengajak kami berenang di The Jhons, nama kolam renang terkenal di kota kami. Asyik banget, selain kami puas berenang, kamipun dibolehkan naik perahu dan flying fox, atau berkuda dan naik ATV, pokoknya seru!.
            Sebagai tanda terima kasih, aku sudah siapkan sepucuk surat cinta buat Mama, kebetulan besok hari Ibu, tanggal dua puluh dua Desember, dimana hari Ibu dirayakan di negara Indonesia.
            Aku mengendap-ngendap di malam hari, kedua abangku sudah terlelap sejak jam delapan tadi rupanya mereka kelelahan setelah seharian kami berenang dan senang-senang bersama Mama, Mama pun sudah tidur pulas sendirian di kamarnya, namun kantuk belum juga menghinggapiku karena aku sudah menyusun rencana ini sejak beberapa hari lalu, aku mau membuat kejutan di hari Ibu, walaupun bentuknya sederhana, hanya sebuah surat cinta, berisi gambar buatanku.

Catatan Harian Emak Rempong


Rusiah Allah
Ku : Aisha Khairunnisa
            Meuni asa wegah rek indit ka pasar téh, naha nya? Kuring kukulutus na jero haté, atuda keuheul aya wé halanagan téh, padahal mah loba jug-jugeun, loba beulieun, aya nu pesen barang kiriditan, biasa wé ari tukang kiridit mah, lumayanlah keur jajan barudak, tapi naha ku horéam rék jung téh? Kuring kalah gogoléhéan dina kasur, awak barau haseum gé diantep wé, da can mandi ti isuk, padahal wanci maju ka lohor, téréh dur bedug malah, tapi kalah es em esan wé jeung babaturan,
            ‘ di kedalaman hatiku...’ sora Ed Coustic dina hapé butut nu kuring, éta téh ringtone mun aya nu nelepon, ditingali nomerna teu wawuh, diantep sakedapan mah, sieun ah kuring trauma! Bongan sok aya waé nu sms atawa nelepon teu pupuguh, bari ngaheureuyan, jalma nu laliuer hungkul, teu peuting teu beurang, Gusti nu maha suci, na aya waé jelema nu teu uyahan téh nya, leuheung mun brownis atawa duren mah, coba ieu mah salaki batur, hayoh ngaheureyan ! dasar teu uyahan! Jelema teu boga tatakrama abong kuring ‘single parent’
            ‘di kedalaman hatiku’ kang Deden Ed Coustic nyanyi deui, euhh hapé téh hayang geura diangkat meureun, nomerna masih nu tadi, Bismillah mudah-mudahan lain jalma jahat atawa nu rek  niat ngahuereuyan,
            “Hallo!” cenah, gebeg kuring reuwas, lalaki geuning, teu waka dijawab,
            “Hallo!, Assalamu’alakum~” pokna deui, tapi kuring asa wawuh kana sora ieu, saha nya?
            “Haaloo walaikum salam!” kuring buru-buru ngajawan da bisi ngambek nu nelepon téh
            “Bu.. abdi yasir!” hah Yasir? Nu di Cianjur atawa di Bandung? Kuirng ngahuleng heula, nu di Bandung berarti pa Yasir carogena bu Warlina, mun nu di Cianjur berarti kang Yasir babaturan sa kleub nulis di FLP Cianjur
            “Abdi Ahmad Yasir” ohhh karek kuring apal ayeuna mah
            “Kumaha kang?”
            “Muhun kamari téh abdi ngiring pekanan di Masjid Agung, janji ka téh Yaumi badé ngiring kempel di bumi ibu enjing tabuh dua, mung abdi ayeuna ka musibahan!” sora kang Yasir jentré

Catatan Harian Emak Rempong


Muscab oh Muscab
Ku : Aisha Khairunnisa
Ngariung di buruan Masjid Agung, rada lalungsé sabenerna mah, horéam, komo nu hadirna éta deui éta deui mah, beuki nyaeutikan malah mah, keun wé lah da pada pada boga kasibukan séwang- séwangan meureun, ari kuring sok resep mun keur ngariung téh, salain aya tambahan élmu nulis ogé  ngajaga silaturahim bari bisnin heuheu J
“Yuk ah kumaha mun ngabahas Muscab téa?” néng Defa  the back packer girl muka wangkongan saatos bérés muka ku tilawah jeung bubuka, nu hadir saur manuk ngahaminan, aya néng Asri nu geulis camperenik, mojang Cianjur asli téa, nu ngawulnag di SMP, oge Téh Yaumi bu guru Tk, néng Najm Layla bu guru di Daarul Hasan oge aya, kuring nu pangkolotna diantara saréréa, ah teu dipake minder raga geus kolot ge tapi jiwa masih ngora kénéh asana mah, weww narsis abizz!
            “Hayu! Kumaha acarana? Dimana?” Téh Yaumi norolang
            “Kumaha mun di bumina teh Def?” usul néng Najm Layla bari imut ngagelenyu, néng Defa  ngadilak
            “Ah entong atuh ke bumi abdi runtuh!” néng Defa  teu panuju kana usul néng Najm Layla
            “Asyikk mun di bumi néng Defa  urang sakalian nyawér wé atuh!” kuring atoh moal aya, da cenah néng Defa  badé aya nu nyangcang ayeuna mah, *émangna domba J
            “Hahaha bundo aya-aya waé, saha nu bade disawér?” néng Asri ngabarakatak seuri bangun ngeunah,  kuring milu nyakakak, resep ari tos ngaheureuyan mojang téh, susuganan wé kacipratan jadi geulis deui, heuheu!
            “Euh néng Defa  , pan sakedap deui bade mungkas lalagasan!” kuring nyanyahoanan, pédah wé basa ngobrolkeun bisnis di rorompok ngobrolkeun ka raka cenah tos gaduh calon, alhmadulillahh,saha tah? Cung ah nu rumaos! :P
            “Iya gituh bun?” néng Najm Layla siga nu reuwas, sobat dalitna the backpacer girl teu apaleun
            “Héhéhéh”kuring uur ngahéhéh da ningal néng Defa  tos bareureum rarayna
            “Yuk ah abi mah wios jadi WO wé!” Téh Yaumi embung éléh
            “Naon WO téh?” néng Defa  kerung
            “Euh éta wedding organiser!” walon néng Najm Layla, cakakak kabéh sareuri teu sadar nu jaga sendal di masjid merongkeun ti kajuhan, *punten pak grup FlP mah sok riweuh waé unggal minggu,ngotoran masjid hihihi...
            “Kumaha mun di TBN?” kuring usul bari ngabayangkeun asa bangun nikmat mun ngariung dinu lega bari éndah mah, jaba geus sono pisan ka TBN téh, teu bosen  ulin ka TBN mah, loba titingalian nu aréndah, nya éndah alamna, nya éndah jelemana wik wiwww! *Emak gumeulis sedang beraksi
            “Naon TBN téh?”
            “Taman Bunga Nusantara”
            “Ohhh”
            “Sabaraha tikétna?”
            “Euh mun teu lepat mah dua puluh lima rebu”
            “Hayu atuh ah! Satuju!” néng Defa  ngagorowok bangun atoh pisan
            “Aaah teu jadi atuh ngala lauk di néng Defa  téh!” néng Najm Layla kuciwa
            “Siip lah! Ongkos PP sabarah?” Téh Yaumi kutrat kotrét
            “Cianjur Cipanas PP dua belas rebu ayeuna mah” kuring ngawang-ngawang sugan teu salah soalna BBM geus naek deui,
            “Tah urang ngadamel panitia wé atuh!” néng Asri umajak ka saréréa nu ting irihil waé
            “Tah kitu, seures ah!” néng Defa  mairan, jep nu ting irihil téh jempé, nyaan seuries ayeuna mah
            “Kumaha mun ketua na néng Asri” néng Defa  langsung nunjuk néng Asri, alhamdulillah nu ditunjuk teu kalékéd ngahayukeun waé, da saha deui teu aya sasaha
            “Bendahara mah bundo wé nya!” néng Defa  nunjuk kuring
            “Hahhh? Enya keun wé lah ké artosna ku abdi dianggé modal béas”
            “Nya sok wé asal aya batian héhéhé” Téh Yaumi mairan
            “Séksi séksi saha waé yeuh?”
            “Téh Yaumi séksi konsumsi nya” néng Najm Layla usul
            “Siip lah! Abdi siap da aya raka di Cipanas” nu ditunjuk teu hésé, satuju waé
            “MC saha?” néng Defa  kerung
            “Néng Antsa wé lah”  ceuk néng Najm Layla
            “Oke satuju?”
            “Satujuuuu!!!!”
            “Naon deui nya?” néng Defa  kerung deui
            “Séksi dokumentasi, nu baca Qur’an jeung ngadu’a, saha?”
            “Hmmmmm” kabéh ngahuleng bararingung, da anggota FLP téh seueuran ngan nu hadir pekanan ngan limaan
            “Nu maos Qur’an mah kang Yasir wé atuh” usul néng Asri
            “Okéhh!!”
            “Séksi dokuméntasi mah mang Agus Firman kumaha tah?”
            “Siip, mun ngiring nya! Da sibuk anjeunna mah, ngawulangna  tbih di Cibinong!”
            “Oké semua bérés nya!” néng Defa  nutup obrolan
“Tong hilap di ulpoad di saung nya néng Najm Layla”  nu di sebut ngaranna unggeuk
Pekanan di Masjid Agung, ahad harita di pungkas ku maca istigfar jeung hamdalah.
***

Lagu Jadul



# Take my hand for awhile #

# Take my hand for awhile explain
it to me once again
Just for the sake of my broken
heart


Look into my eyes and maybe I will understand
how love I counted on was never
there
You see I've thought that you
might love me


So you caught me it seems off values with the heart so full
Of love and pretty dreams that
two should share

--- Instrumental ---
And so I know but please before
you go Take my hand for awhile explain
it to me once again
Just for the sake of my broken
heart

Nyunda


FIKMIN # Es krim #
Ténotét... ténotnét...t éténonénonét!!!
Sora tukang és krim, breg! barudak muru buruan,
“Mama, hoyonng és krim!” si Abang  ngagorowok meuni béntés padahal karék tilu taun
“Emahhh Emahhhh!!” si Adé pipilueun, nyalukan tukang és krim,
Barudak batur lalumpatan, sung song ngasongkeun  duit ka tukang és Krim,
Teu lila barudak batur récok di buruan, ting karétap ngalétakan és krim
Meuni bangun ni’mat, bari ting iihil aratoheun
“Mah, és krim Abang mana?” si Abang rumenghik,
Si Ade naék kana korsi, “Emahh... Emahhh!!” cenah nyalukan tukang és krim deui, nu di calukan haré-haré.
Deudeuh teuing budak yatim, kuring ngan ukur rumahuh, rumasa teu bisa mangmeulikeun.


FIKMIN #Serat Pamungkas#

“Geulis kersa jadi bojo akang?” kang Iwan naros dina seratna
Kuring terus mikir bulak-baik, nyaan asa reuwas di talék ku jajaka kasép bari soléh
Saha  nu teu kabita?
Batur mah parebut pada hayang ka kang Iwan, na ari kuring kalah mandeg mayong??
“Muhun!” akhirna kuring ngajawab seratna,
Duh eta serat pamungkas, nu mungkas lalagasan urang duaan
Duh gusti, ngan hanjakal  pondok umur, ngan ukur opat welas taun rumah tangga jeung anjeun téh!
Serat anjeun nu pamungkas ku kuring diteuteup di usapan, jadi saksi nyurucudna cipanon kuring unggal peuting.


FIKMIN # Ceukay #
Aya budak awéwé meuni atoh kabina-bina, dipangmeulikeun lejing anyar ku indungna,
Tadina mah rék nembongkeun ka bapana, sugan wé bapana muji gerentesna
Tuluy si lejing téh dipaké, gulak gilek hareupeun eunteung, nurutan model, gumeulis
“Euhh geuning kuring téh siga Syahrini!” manéhna muji sorangan
“Nyai! Eur naon éta?” bapana nanya
“Euh saé teu pak?” si nyai lalah malik nanya
“Saé naon siga ceukay!” bapana ngaléos
Si Nyai olohok mata simeuteun, kutan siga ceukay?

Latihan Nulis


ARTI SEBUAH DOMPET
Oleh : Aisha Khairunnisa
       “Ma, lihat dompet Papa engga?”, pagi-pagi Papa sudah ribut, dompet birunya yang sudah lusuh itu dicarinya dimana-mana, di atas lemari baju, di atas lemari makan, di dekat TV, di bawah bantal, di saku celana, di kursi, dan di seantero ruangan di rumahnya, namun dompet yang sudah setia menemaninya selama empat belas tahun itu tak ditemukannya juga.
“Ma, bantuin donk! kok diam aja sih dari tadi, tau engga Papa lagi apa?” Papa mulai sewot demi dilihat Mama terus menyetrika baju, sedangkan jarum jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, saatnya Papa berangkat kerja
“Anak-anak heiiii!!!!!” Papa berteriak memanggil anak-anak  yang sedang asyik sarapan sambi nonton TV,
“Matikan TV nya!!” suara Papa mulai meninggi, tanda Papa mulai marah, ketiga anak SD itu berhamburan, semua ikut sibuk mencari dompet Papa
“ Kalian tahu engga , sih?” anak-anak dan Mama hanya terdiam,
“Dompet itu penting bagi Papa!!”semua membisu takada yang berani bersuara ketika Papa sedang marah,
“Ayo cari sampai ketemu!,  kalau engga ketemu Papa engga bisa berangkat kerja!”
“Kalian mau papa dipecat kalau Papa kesiangan??”
“Kalian mau kalau Papa engga punya kerja?” papa terus mengomel
“Cepat carilagi sampai ketemu!” perintah Papa dengan suara lantang, semua serentak mencari si dompet biru. Semua takut kena damprat, semua takut dengan suara Papa, semua takut dengan kemarahan Papa yang suka meledak-ledak
Setelah kurang lebih setengah jam, si biru lusuh itu ditemukan Adi anak paling besar dibawah tempat tidur Papa, akhirnya semua lega, Papa pun mulai tersenyum lagi dan mengucapkan terimakasih kepada semuanaya, kemudian mencium Mama dan anak anak bergantian, begitulah Papa, walaupun kalau marah suka meledak- ledak namun disisi lain Papa sangat penyayang
***

Nyoba Nulis FF


Siapa dia?
Oleh : Aisha Khairunnisa
            Sejak awal aku kenal dia, aku sangat heran, karena ayahku selalu menolak kehadirannya di hatiku, bahkan di rumah ini, padahal bagiku dialah pria terakhir yang aku paling cinta diantara sekian lelaki yang datang melamarku, hanya dia yang aku mau dan kurindu, entah mengapa cinta ini begitu menghunjam semakin dalam di lubuk hati setelah mengenalnya sekian bulan, namun?
            “Memangnya tidak ada laki-laki lain?” sergah ayah suatu hari setelah dia pulang, aku hanya tertegun,ayah seolah tak pernah merasa muda dan merasakan jatuh cinta, aku menunduk dan menangis kemudian meninggalkan ayah sendirian,
            “Kalau kamu mau,biar ayah carikan laki-laki lain saja yang lebih mapan dan lebih baik seglanya” paksa ayah seketika setelah dia datang melamarku, aku menggeleng keras sebagai tanda penolakan, kemudian berlari sekuat tenaga dan menumpahkan semua air mataku di atas kasur, aku tak mengerti apa yang ayah mau, pria seperti apa yang ayah inginkan untuk dijadikan sebagai menantu, kalau dilihat dan dibandingkan dengan suami-suami ketiga kakakku, dia lebih segalanya dari semua menantu ayah yang lain, dari wajah dia paling tampan, pendidikan paling tinggi, kehidupan paling mapan, harta paling banyak, jabatan paling tinggi, kesolehan tak diragukan, lalu apa lagi?
***

Latihan Nulis


Sang Motivator
Oleh : Aisha Khairunnisa
      Sang motivator, saya memberi julukan kepada  Abah, dia adalah ayah kandungku, usianya sudah tujuh puluh lima tahun, namun badannya masih kuat, giginya masih utuh, rambutnya sudah putih semua, walaupun tulang punggungnya sedikit bengkok, bukan bungkuk ke depan sebagaimana layaknya seorang kakek, namun bengkok ke sebelah kiri, karena pekerjaannya sebagai tukang pangkas rambut ( kurang lebih sudah lima puluh enam tahun ) menjalani profesinya sehingga tulang punggung bengkok ke sebelah kiri, dan harus terus berdiri! ( Mana ada seorang tukang pangkas rambut bekerja sambil duduk, hehehe!)
       Namun teman-teman sekolahku dan juga teman-teman kuliahku dulu engga ada yang percaya kalau beliau hanya seorang tukang pangkas rambut, dilihat dari penampilan dan wajahnya yang tidak meyakinkan sebagai tukang pangkas rambut mungkin!, beliau suka mengenakan baju batik atau berjas ketika menghadiri acara di sekolah atau acara wisuda putri-putri beliau, hmmmm… Abahku termasuk ganteng juga, apalagi waktu mudanya, pantesan Emakku kesengsem berat, dan selalu setia menemani beliau, sampai akhir hayatnya, padahal kalau dilihat dari penghasilan sebagai seorang pangkas rambut, berapa sih? Kalau lagi banyak pasien sihh oke ya.., jika setiap orang dikenai tarif lima ribu rupiah saja,dan yang datang sepuluh orang saja bisa dapat lima puluh ribu sehari, namun jika tak ada seorang pun yang datang? Mashaa Allah !bagaimana Abah menghidupi kami sekeluarga?, namun Abah orangnya tidak pernah putus asa, beliau selalu berpikir positif dan percaya diri serta yakin kalau Allah akan selalu menolong seorang hamba apabila hambaNya meminta kepadaNya.
       Bayangkan saja, dari hasil jerih payahnya sebagai tukang pangkas rambut, beliau bisa menyekolahkan sembilan putrinya ke jenjang pendidikan yang tinggi, padahal beliau hanya lulusan SR ( sekarang SD ), kami semua minimal lulus SMA bahkan ada yang sarjana.Berkat kegigihannya, Abah dan juga kesetiaan Emak serta bantuan Emak dalam mengatur keuangan keluarga, beliau berdua mampu menyekolahkan kami sampai setinggi itu, saya sendiri terkadang masih ragu dalam menghidupi dan mendidik anak-anak, padahal saya sudah tiga kali duduk di bangku kuliah ( walaupun yang sampai wisuda hanya satu hehehe…), dan semuanya jurusan pendidikan, dan usia anak-anak masih di bawah umur semua, serta penghasilan suami di atas penghasilan Abah tentunya,namun masalah pendidikan dan pengaturan keuangan kami kalah telak oleh beliau, beliau selalu setia setiap tahun untuk berkurban, saya malah belum pernah, padahal saya punya beberapa rumah dan kendaraan sedangkan Abah hanya mempunyai satu rumah saja dan tidak memiliki kendaraan. Beliau mendidik kami dengan penuh kasih sayang dan belum pernah sesaatpun beliau membentak saya, tapi saya malah tidak sabaran mendidik anak-anak, dan membentak mereka sudah jadimakanan tiap hari, alamakkkk…..malu tuh sama gelar pendidikannya!
       Rasa putus asa pernah menyergap saya ketika saya menikah di tahun 1998, saat itu Indonesa sedang dianda krisis ekonomi yang begitu mengguncang, banyak perusahaan guung tikar, tapi saya malah melakukan pernikahan, banyak orang yang mencibir, karena harga-harga waktu itu melambung tinggi, karena nilaitukar rupiah terhadap dolar Amerikayang jatuh sejatuh-jatuhnya, dari 2400/2500 rupiah per dolar menjadi 9000 sampai 10.000 rupiah per dollar, otomatis semua harga sembako yang dibutuhkan untuk acara pernikahan saya jadi meroket, tapi saya lihat Abah tenang saja, banyak orang yang pusing dengan krisis ekonomi ini, namun Abah dan juga Emak tentunya (kala itu beliau masih ada) terlihat santai, mereka begitu yakin dengan pertolongan Allah, karena kata mereka niat saya untuk menikah adalah niat yang baik, pernikahan adalah sesuatu yang sangat dianjurkan bahkan sunnah Rasul, walau dalam kondisi ekonomi morat-marit sekalipun, apalagi jodoh sudah ada di depan pintu, lalu tunggu  apalagi?. Dan Alhamdulillah, acara pesta sederhana yang kami gelar berjalan mulus, dan Subhan Allah tidak ada makanan yang bersisa atau terbuang sedikitpun, kami pun merasa lega.