Daftar Isi

Senin, 31 Oktober 2016

My Five Miracles

Jika ada yang bertanya pada saya bagaimana rasanya menjadi seorang ibu? Saya akan menjawab dengan penuh semangat berapi-api
"Saya bangga dan bahagia menjadi seorang ibu!!!"

Yup, semangat banget mak? Pasti...

Pengalaman pertama menjadi seorang ibu pada tanggal 11 Maret 1999, putra sulungku sudah 17 tahun lebih sekarang, alhamdulillah peristiwa yang luar biasa, berubah status menjadi ibu.

Dari sana mulai kehidupan baru, disibukkan dengan si kecil yang lucu, belum ditambah dengan kehadiran empat adiknya pada tahun 2000, 2003, 2009 dan 2011. Amazing !! you are my miracles kids!!

Kebahagiaan itu tak bisa diucapkan sebenarnya, butuh jutaan kata untuk mengungkapkannya.

Jika ada seorang ibu yang merasa direpotkan dengan anaknya itu salah besar, ada yang salah dengan mindsetnya, tapi mengapa saya begitu merasa sangat bahagia? Dan berapi-api mengungkapkannya? Padahal saya adalah single mother setelah ayah mereka meninggal 5 tahun yang lalu, seharusnya saya merasa terbebani dengan 5 anak saya, begitu bukan?

No no no....
I am really proud and happy to be a mother

Ini dia alasannya:
1. Anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga, kita hanya babysitternya Allah yang akan dibayar dengan kebahagiaan dunia akhirat, jika kita ridho dan ikhlas menjalani tugas dariNYA

2. Kehadiran anak membuat kita semakin tangguh dan dewasa, untuk masalah pendidikannya saja kitapun harus terus belajar dan belajar, seperti yang disebutkan dalam hadits bahwa belajar itu sepanjang hayat

3. Kehadiran anak membuat rezeki tambah berkah dan melimpah kita semakin semangat untuk mencari nafkah

4. Anak adalah belahan jiwa dan cahaya mata, senyum mereka pengobat luka lara

5. Anak adalah generasi penerus, maka  mendidik satu anak sama dengan menyiapkan satu generasi

Capek, lelah dalam membersamai, mendidik, mengasuh mereka itu hal biasa. Jika dijalani dengan senyum semua akan terasa ringan di dada.

Once more
I am really proud and happy to be a mother

My five kids are my miracles

Be a happy mother

#Bitread
#Emakpintarasia
#Ibu-ibudoyannulis
#Institutibuprofesional

Minggu, 30 Oktober 2016

BaPer

Baper, apaan sih?!

Di dumay sekarang lagi ngetren istilah baper, singkatan dari bawa perasaan.

Tapi beda lagi versi kang HD.Gumilang teman saya di grup Forum Lingkar Pena (FLP) Cianjur mah, katanya baper itu singkatan dari banyak perjodohan. Oke! Sah-sah saja ya kita menafsirkan kata baper ini, mau bawa persaan mau banyak perjodohan atau mungkin bantu persahabatan hehehe...

Ngomong-ngomong soal jodoh, sekarang lagi hangat-hangatnya juga nih! Saking banyaknya kondangan di dua bulan terakhir ini. Tapi ups! Banyak juga teman-teman saya yang bujang, gadis, janda, duda yang ikutan baper (bawa perasaan) karena galau menanti jodoh atau menanti hari untuk duduk di pelaminan (lagi), hehehe...

Jodoh memang sangat rahasia, sengaja dirahasiakan Allah agar manusia mau berusaha sekuat tenaga untuk mencarinya. Dengan bantuan orangtua, saudara dan teman-teman tentunya, nyari jodoh emang gak boleh sembarangan, karena urusannya dibawa sampai akhirat.

Salah satu cara untuk mendapatkan jodoh adalah lewat 'perjodohan' alias mempertemukan si calon pasangan. Menurut teman saya di grup HEbAT, kang Eep sang empunya blog www.kangeep.com, perjodohan itu seharusnya dilakukan oleh para orangtua bagi anak-anaknya. Lho...pemaksaan donk? Kan bukan jaman Siti Nurbaya? Ah gak juga atuhhh...menurut kang Eep alsannya adalah

Karena yang sedang jatuh cinta itu tidak bisa membedakan mana cinta yang datangnya dari Allah dan mana dari setan

Pokona mah asal cinta wehhh, weuhh bahaya ini mah!

Perjodohan oke juga sih, asal....
1. Niatkan karena Allah, menikah karena Allah, menjodohkan karena Allah

2. Mental anak yang mau dijodohkan harus disiapkan dari jauh-jauh hari, bahkan dari anak mulai baligh, ketika mulai jatuh cinta

3. Perhatikan bibit, bebet,bobot calon untuk anak

4. Usahakan cari yang sekufu dari pendidikan, status sosial dan ideologinya juga biar nyambung

5. Pilih yang agamanya paling baik, gapapa ganteng/cantik serta kaya juga hehehe...

6. Berdiskusilah dengan anak dan bermusyawarahlah dengan keluarga besar

7. Berdoa, berdoa dan berdoa...

Doa untuk para single
"Ya Allah jatuhkanlah cinta itu pada orang yang tepat serta di waktu yang paling tepat serta pelihara dan limpahkan terus ridho dan CintaMU untuk kami duhai sang Maha Pemilik Cinta, Aammiin!!

Yup, perjodohan justru bisa jadi jalan terbaik untuk anak-anak kita, daripada asal pilih asal comot pasangan hidup yang akhirnya menyesal seumur hidup.

Pernikahan yang dilandasi cinta karena Allah insya Allah akan langgeng abadi sampai mati. Walaupun akan ada onak dan duri yang menyertai perjalanan cinta maka akan selalu dikembalikan pada sang pemilik Cinta yaitu Allah SWT.

Selamat mencari jodoh!

Kamis, 27 Oktober 2016

Gak harus mahal

Main sama anak? Harus!
Siapa sih anak yang gak suka main? Apalagi klu mainnya ditemani ayah atau ibunya, hemmm seruuu!!

Lihat saja mimik mereka ketika bermain dengan kita, meskipun bermain tanpa alat atau media bermain, sudah senang apalagi ada media atau alat bermainnya.

Setiap anak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan fitrah untuk bermain. Dengan bermain anak akan berexplorasi, melatih rasa percaya dirinya, belajar bersosialisasi, mengasah empati, memuaskan rasa ingin taunya, dan sebagainya.

Bermain adalah suatu pengalaman bagi seorang anak karena dari bermain anak bisa sambil belajar. Belajar apapun, dimanapun, kapanpun, dan dimanapun.

Nonton TV atau bermain games bukan termasuk bermain karena bermain yang sesungguhnya harus melibatkan oranglain dalam permainan itu. Intinya ada interaksi antara anak dengan individu lain baik ayah bundanya atau saudara atau teman- temannya.

Alat bermain tidak harus mahal lho...harga sebuah alat bermain tidak menjamin kebahagiaan seorang anak. Alat bermain yang murah meriah justru kadang membuat anak merasa bahagia. Misalnya sebuah mainan pesawat terbang yang terbuat dari styrofoam yang bentuknyapun sangat sederhana dan harganya hanya duaribu rupiah, atau sebuah mainan parasut dari plastik keresek yang harganya hanya tiga ribu rupiah pernah membuat si kecil Faja putra bungsuku terbahak dan berlarian sampai berekeringat. Dia nampak bahagia dan bermain dengan dua benda itu berjam- jam.

Dari dua alat bermain itu dia jadi tau apa perbedaan ringan dan berat, tinggi dan rendah, kuat dan lemah, mahal dan murah, senang dan tidak senang, dsb.

Yang terpenting bagi seorang anak itu, ada teman yang menemaninya bermain. Anak merasa dihargai, dicintai, disayangi, karena kehadiran orang lain dalam hidupnya, terutama orangtua nya.

Mari sempatkan waktu untuk anak kita walau hanya satu jam saja. Ya hanya satu jam tapi membuat anak kita bahagia. Dengan hati dan pikiran, jiwa dan raga kita ada hadir bersamanya, ada untuknya.

Let's the children laughter

#HomeEducationbasedonAkhlakandTalent
#Institut Ibu Professional
#Alumni Sekolah Perempuan
#Forum Lingkar Pena
#Blogger Indonesia

I am proud to be a woman

NHW2#Siti Aisah~Cianjur

Bismillahirrohmaanirrohim,

Saya bersyukur diciptakan oleh Allah SWT sebagai seorang perempuan, sebagai ibu bagi lima orang putra dan putri serta  juga pernah menjadi seorang istri bagi seorang laki-laki yang sholeh.

Banyak hal yang membuat saya bahagia tselama 42 tahun menjalani kehidupan ini baik sebagai seorang perempuan, sebagai ibu juga sebagai istri. Saya berusaha sekuat tenaga untuk selalu merasa bahagia dan membahagiakan orang lain terutama anak-anak saya yang merupakan amanah dari Allah SWT dan juga amanah dari almarhum ayahnya.

Hal yang membuat saya bahagia bukan dari segi materi saja tapi dari segi non materi, dari mulai hal kecil yang sepele dan mungkin tidak berarti bagi orang lain sampai hal yang besar dan wahhh….

Sebagai individu, sebagai perempuan dan juga sebagai ibu saya merasa bahagia jika

Badan sehat dan batin tenang dan saya harus tetap menjaganya dengan cara menjaga asupan gizi, berolahraga, tilawah dan lebih mendekatkan diri pada AlKhalik, serta memenej hati dan pikiran dari hal-hal yang tidak penting

Melihat anak-anak sehat dan ceria dan saya sebagai ibu harus terus menjaga, memantau, mengontrol kesehatan mereka, dgn memberi mereka asupan gizi yang halal, memberi mereka waktu dan perhatian yang sesuai dengan kebutuhan mereka

Bahagia jika rumah dalam keadaan rapih dan bersih, menata kembali barang atau alat rumah tangga. Yang tidak diperlukan lagi dibuang atau diberikan pada orang lain yang masih diperlukan dijaga dan dirawat

Merasa bahagia jika kebutuhan materi anak-anak terpenuhi maka saya harus mencari rezeki lebih giat lagi, lewat usaha yang halal yang sudah saya lakukan selama ini, membuka usaha warung sembako, menulis, dan menerima jahitan pakaian, serta berjualan obat herbal

Bersyukur ketika tulisan saya dimuat atau dibukukan walau honor masih kecil tapi sudah membuat anak-anak tersenyum bangga, maka saya harus lebih serius menekuni dunia tulis menulis, dengan target minimal 1 buku solo dalam satu tahun, atau 1 artikel dalam 1 minggu.

Bangga dan bersyukur dengan prestasi anak-anak di Sekolah. Saya harus terus memberikan motivasi, arahan dan bimbingan agar mereka semakin percaya diri dan semakin berprestasi serta semua fitrahnya berkembang dengan sempurna.

Namun apapun rencana manusia, hanya Allah jualah yang menentukan. Semoga Allah mengabulkan semua cita-cita saya dan juga para ibu lainnya Aamiin ya Robbalalamiin!

NB: Saya single mother dan belum berencana untuk menikah lagi.

Cianjur, 26-10-2016

Siti Aisah

IIP Cianjur

Catatan:
NHW (Nice Home Work) adalah tugas yang diberikan selama menjalani program martikulasi di IIP

Sekolah menjadi Ibu profesional

Bismillahirrohmannirohim,

Never old to learn. Kalimat ini yang menjadi alasan untuk mengikuti kelas Martikulasi yang diadakan IIP (Institut Ibu Profesiona). Karena usia saya tak lagi muda,  sudah mau 43 jika panjang umur sampai bulan Maret tahun 2017 yang akan datang. Usia boleh tua,  tapi tak ada alasan untuk belajar dan terus belajar sampai akhir hayat seperti kata Rasulullah SAW. Belajar apapun yang bermanfaat dunia akhirat,  dan manfaatnya semoga bukan untuk saya pribadi tapi juga untuk orang lain.

Menjadi anggota IIP bagi saya adalah suatu kehormatan sekaligus kebanggaan karena secara tidak langsung saya belajar di Universitas Kehidupan yang tutor dan atau pembinanya adalah ibu-ibu hebat yang siap dengan ikhlas berbagi ilmu untuk semua anggotanya.

Dalam tugas pertama ini, yang kami sebut NHW singkatan dari Nice Homework, kami calon anggota diberi tugas unruk menentukan satu jurusan ilmu yang harus ditekuni, maka saya memilih jurusan ilmu Menulis.

Walaupun saya baru mengetahui bahwa bakat yang saya punya dan yang paling dominan adalah dalam hal mengutak atik huruf kemudian kata dan menjadi kalimat, its never too late. Engga ada salahnya saya menggali bakat saya lebih dalam justru di usia yang tak lagi muda ini.

Maka sayapun harus berusaha sekuat tenaga untuk mengejar ketertinggalan saya selama ini. Alhamdulillah,  saya sudah bergabung dengan komunitas-komunitas penulis seperti Forum Lingkar Pena,  Sekolah Perempuan, dan group penulis lainnya baik di group facebook maupun whatsapp. Tak ketinggalan sayapun memiliki blog pribadi walaupun masih sederhana,  serta mengikuti group blogger seperti Warung Blogger, Blog Camp dan lain-lain.

Sebagai penulis pemula, sayapun harus memperhatikan tatakrama atau etika dalam hal tulis menulis, diantaranya:

Niat menulis untuk ibadah karena Allah

Menposting tulisan yang baik2 saja

Mengatur waktu sebaik mungkin,  sehingga punya waktu khusus untuk menulis

Selalu meninta izin pemilik tulisan lain jika ingin mencantumkan tulisan mereka di tulisan saya

Menambah wawasan dengan banyak membaca buku atau melakukan blog walking

Segera menulis minimal membuat mind mapping atau kerangka jika sebuah ide muncul

Berdo’a dan terus berdo’a

Sekian,

Siti Aisah

Koordinator Cianjur

Its Never too late

Its Never too late

Alhamdulillah saya bersyukur sekali bisa bergabung di group HEBAT (Home Education based on Akhlaq and Talent). Sebuah group di medsos yang fokus pada pendidikan anak dan keluarga.

Baru beberapa bulan bergabung di group ini sudah banyak ilmu parenting yang saya dapatkan.

Saya jadi semakin faham bahwasanya Education is not starting at school but its starting from home. Sebagai single mother dengan 4 putra dan 1 putri saya harus mulai menata pendidikan anak dari nol,  walaupun secara latar belakang pendidikan saya di bidang pendidikan TK dan SD namun ternyata pada kenyataannya masih banyak kekurangan dalam mendidik anak.

Di Group HEBAT kami para orangtua mendapat bimbingan langsung dari guru~guru hebat seperti ustadz Harry Santosa, ustadz Andriano Rusfi,  bunda Septi Peni Wulandani yang juga founder Institut Ibu Profesional dimana saya juga menjadi anggota.

Dari diskusi~diskusi kami,  beberapa hal akan saya utarakan disini.

Anak kita bukanlah milik kita tapi milik Allah yang dititipkan pada kita. Kita hanya babysitternya Allah dan jika menjaga amanah itu dengan baik maka Allah akan memberikan rewards berupa kebahagiaan dunia akhirat.

Allah telah menciptakan setiap manusia dengan sangat sempurna.

Allah menciptakan setiap manusia sangat komplit,  berupa fisik yang berbeda,  dilengkapi dengan Fitrah keimanan, fitrah bakat,  fitrah belajar serta fitrah perkembangan

Kita Sebagai orangtua wajib menggali fitrah~fitrah tersebut (inside out) serta mendampinginya bukan menjejalkan (outside in) ambisi,  atau kehendak kita pada anak~anak

Fitrah keimanan adalah fitrah alami seorang manusia untuk mengenal siapa penciptanya karena sejak ditiupkan ruh ketika janin berada di rahim ibunya seorang manusia sudah bersumpah dan berjanji setia pada Allah sang Maha Pencipta. Maka sejak lahir setiap manusia batinnya akan selalu mencari Tuhannya yang telah menciptakannya. SebagaiOrangtua kita wajib mengenalkan anak pada Allah SWT,  mengajaknya merenungi semua ciptaannya di dunia serta mengajarkan cara menyembahNya

Fitrah belajar seorang manusia pun sudah ada sejak bayi dalam kandungan,  bagaimana dia menghisap jempol, bergerak di dalam perut ibunya, mendengarkan bisikan ibunya,  merasakan detak jantung sang ibu serta belaian lembut tangan ibu walaupun dari luar perut ibunya. Maka sejak dilahirkan Orangtua wajib memberikan stimulus pada anak untuk mau terus berusaha belajar apapun yang bermanfaat untuk sang buah hati. Dan sesungguhnya setiap anak adalah pembelajar yang tangguh.

Fitrah bakat setiap orang berbeda~ beda. Orangtua harus bijaksana dalam menyikapi bakat setiap anak dan berusaha untuk meneliti,  menggali serta memfasilitasi anak untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya sehingga kelak di usia dewasa anak sudah siap untuk menjadi pribadi mandiri yang berguna untuk orang lain.

Fitrah perkembangan atau fitrah sexual adalah fitrah dimana setiap anak sudah memiliki jenis kelamin sendiri,  Orangtua harus memperlakukan dan mendidik anak sesuai fitrah sexualnya. Selain itu anakpun selalu dibimbing dan dikenalkan pada lingkungan yang jenis kelaminnya berbeda.

Bagi saya pribadi,  walaupun anak~anak saya bukan bayi lagi, saya harus mulai mengembangkan, menutupi ketertinggalan,  menggali dan mendampingi anak~anak sesuai fitrahnya. Saya kembali membayangkan peristiwa~peristiwa yang sudah dialami 5 putra saya dan menuliskan kelebihan dan kekurangannya selama dalam proses pendidikan dari saya dan alm ayahnya.

Semoga saya tidak terlambat.

Its never too late.

Wallahu Alam bishowab

Cianjur, 19 Oktober 2016

Rabu, 26 Oktober 2016

Blaarrrr....

Blaaarrr....!!!!

Bagaimana perasaan anda jika semua file dalam komputer anda hilang atau terhapus???
Waduh kalau pun cuma satu file rasanya gimanaaa...gitu! Hati remuk redam seperti habis diputusin pacar! Kalau isi filenya gak penting sih ora opo opo, tapi... Kalau file nya penting????... Rasanya pengen nangis sambil jumpalitan!!...

Ya, beginilah pengalaman emak2 gaptek ini, mudah2an ada hikmah yang bisa diambil dari setiap kejadian.

Saya pertama kali punya komputer tahun 2005, merek T.....a yang jadul banget, dibeliin bebeb buat diajar nulis dan bikin tugas dari dosen. Asyik kutak ketik ketok sambil momong trio unyu yang masih kecil2. Dasar emak2 ceroboh, naruh lappi dimana aja, dan Aa, kaka, teteh, yang masih kecil2 itu belum ngerti pentingnya alat tulis canggih itu buat emak sama babehnya yang lagi pada kuliah. Tangan mungil mereka gerayangan pencat pencet sana sini, dan blaarrr...entah apa yang terjadi si lappi ngadat gak bisa dibuka, babehnya yang baru pulang kerja langsung manyun dan marahin saya emaknya anak-anak, saya hanya pasrah nrimo karena saya tidak parimpen. Nyimpen barang penting gak pada tempatnya. Parahnya semua file gak sempat kami simpan pada flashdisk, kamipun mengulang tugas2 dari kampus di komputer milik kantor suami dan di Warnet.

Eh, alhamdulillah Allah kasih rezeki sebuah lappi baru tahun 2009, ketika saya hamil anak keempat. Merek A...n yang lebih canggih dari lappi pertama. Deuhhh...bahagianya si emak, kebetulan saya lagi kuliah di PGSD dan lagi rame-ramenya jejaring sosial facebook, saya minta ijin bebeb buat bikin akun itu tapi... Oh nooo!!! Sampai nangis bombaypun dia gak ngijinin saya buat Punya akun sosmed itu, okehhh...istri harus nurut sama suami. Dan, saking baiknya bebeb, dia ngalah karena lappi dikuasai saya, dia beli netbook baru. Namun ketika anak-anak sudah mulai ngerti dan diajarkan untuk menggunakan lappi itu tapi malah mulai keranjingan games. Dia jual lagi netbooknya, dan dia sudah mulai sakit-sakitan.

Lappi kenangan itu masih ada sampai sekarang, tapi sudah out of order, nyalainnya harus dengan penuh kesabaran, superr duperr sabarr karena lolaaa banget. Hanya si sulung yang bisa bukanya, si emak gak sabaran ini maunya yang jreeeng!!

Demi kebutuhan tulis menulis, tahun 2012 beli lagi netbook 'gress', anteng dehhh nulis lagi. Sambil 'ngedumay' tentunya karena gak ada lagi yang larang saya untuk punya akun sosmed. Saya belajar buat email, lalu merambah ke akun sosmed facebook, G+, Skype dan blog.
Alhamdulillah dari dumay bisa nambah ilmu karena saya ikut grup nulis, grup blogger, grup bisnis online, serta english and arabic course online.

Ngobrol-ngobrol soal file di netbook, memang belum sebanyak teman-teman lain yang file nya udah ribuan, file saya hanya tiga ratusan. Isinya tentang tulisan2 saya baik yang sudah dikirim ke media maupun yang belum, bahkan yang baru judulpun ada hehehe...

Suatu hari si sulung pulang ke rumah, minjem netbook karena banyak tugas dari sekolah. Oke...saya rela berpisah dengan 'kekasih' baru saya itu. Untuk waktu yang lama kata si sulung.

Tapi.... Adeuh dag dig dug derrr ketika kubuka kembali netbook itu, tampilannya baru jadi window 8. Jari jemari ini serasa kaku ketika menyentuh keyboardnya. Dibimbing si sulung emak gaptek mulai meraba-raba dan belajar window 8. Tapi... Mana file 2ku??. Outline buku2 soloku?, naskah2 yang akan kurapihkan itu? Foto2 kenangan itu? Video2 keren itu? Manaaa...?? Aaaaa? Setengah berteriak aku bertanya pada si sulung yang menatapku tak berdaya. Dia tau emaknya bakal marah besar rupanya, dengan mimik menghiba dia meminta maaf karena semua file2 terhapus ketika netbook diinstall oleh temannya, dan blaaarrrr....!!! Otak ini rasanya mau pecah!

Adeuhhh, cerobohnya si sulung turun dari emaknya. Ya Allah ampuni hambaMu, bener2 lemes badan ini ingat ratusan file2 itu...walaupun ponakan menyarankan untuk melakukan 'panggilan' ulang agar file2 itu bisa kembali tapi..sudahlah kembali aku pasrah!

Nyesel...gak ngikut nasihat para cikgu di grup Sekolah Perempuan untuk menyimpan file di Google Drive supaya bisa dibuka kapan saja walaupun perangkat hilang atau rusak. Saya sempet juga nyimpen sebagian file di flashdisk, eh flashdisk nya yang satu dipinjem si sulung jatuh di jalan gak ketemu katanya, yang satu lagi hilang di rumah karena ada tamu tak diundang, yaa...benda kecil mungil itu kan ada harganya, lumayan dijual lagi masih laku 80rb mah!

Sudahlah, yang lalu biar berlalu. Saya mau buka lembaran baru. Mulai nulis lagi sedikit2 di buku tulis, di file google doc dan menyimpannya di google drive.

Yang penting semangatttt!!!
Semangat gak boleh hilang walau gak punya perangkat canggih.

"Ya Allah, pinjamkan 'tanganMU' agar aku bisa nulis yang lebih bermanfaat untuk orang banyak, aammiin!!!"

Meneliti Bakat Anak

4 E saja

Sebagai orangtua saya harus terus belajar dan belajar. Mencari ilmu itu wajib sejak kita diayunan ibu sampai kita akan masuk liang lahat.

Sekarang, saya mau membagi tips menentukan bakat anak. Karena setiap manusia yang lahir di dunia ini telah diciptakan dengan sangat sempurna oleh Allah SWT sang maha pencipta. Kita sebagai orangtua tidak bisa memaksakan kehendak, cita-cita atau ambisi pada anak-anak kita walaupun niat kita baik, walaupun tujuan kita benar demi masa depan anak-anak kita tentunya.

Namun, apalah jadinya jika Allah menitipkan bakat anak kita misalnya untuk menjadi guru atau pendidik tapi kita orangtua memaksanya menjadi tentara? Tentu bisa saja tapi dia akan menjadi seorang prajurit yang kurang loyal pada tugasnya, dia akan berusaha mangkir dari tugasnya karena jiwanya tidak terpanggil, begitu juga sebaliknya, jika seorang anak diberi bakat oleh Allah untuk menjadi seorang tentara tapi orangtua memaksanya menjadi guru, sang anak mungkin saja menuruti keinginan orangtua menjadi guru, tapi dia akan menjadi guru yang kurang luwes dalam mendidik anaknya. Itu hanya contoh kecil saja.

Saya mendapatkan ilmu tentang menggali bakat anak dari guru-guru kami di grup HEbAT (Home Education based on akhlak and Talent). Ternyata hanya 4E saja rumus menggali bakat itu.

Enjoy, anak merasa enjoy, senang, bahagia ketika melakukan sebuah aktifitas positif

Easy, anak merasa mudah ketika melakukan aktifitas tersebut, dibandingkan dengan teman-teman sebayanya

Excellent, anak bisa menghasilkan satu produk atau satu pencapaian yang “wow” dibandingkan dengan teman-teman sebayanya

Earn, anak bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomi dari produk atau pencapaiannya tersebut.

Dari hasil 4E tersebut diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa anak kita mempunyai BAKAT di bidang tersebut.

Sebelum terlambat mari teliti bakat anak-anak kita dengan bantuan rumus 4E tersebut dan tentunya tak lupa memberi arahan, bimbingan, cinta dan perhatian plus doa yang tak putus-putus pada sang Pencipta anak kita.

Salam hormat dari Cianjur

Ketika Blogku Tak Lagi Berdebu

Ketika Blogku tak lagi berdebu

Hasyihh hasyihhh…
Kok aku bersin-bersin yaaa…
Oh..ternyata blogmu berdebu…

Itu ungkapan pakDhe Kholik dalam sebuah statusnya di akun Facebook. Aku membacanya nyengir-nyengir saja, merasa disentul eh disentil..ngaku blogger tapi jarang “ngurus” blog, katanya mau jadi blogger suksess?? Euhhh nutup muka pake ayakan…

Dilain waktu banyak teman-teman yang bertanya-tanya karena saya jarang update status di Fb apalagi G+ hanya aktif di Whatsapp saja karena lebih simple.

Anyway, saya bersyukur bisa eksis lagi di dumay, walaupun hanya sesekali nongol di wall fb, Bbm, tapi blog hanya ngintipin blog teman-teman itupun tidak bisa komen karena alasan teknis.

Sekarang alhamdulillah Allah memberi rezeki baru, sebuah handphone murah meriah tapi bisa dipakai buat nulis. Saya janji mau nulis lagi dan update blog. Karena blog bagi saya bukan hanya untuk sekedar eksis. Blog bisa jadi tempat curhat dan berbagi ilmu dengan yang lain.

Asal niatnya untuk ibadah karena mencari ridho Allah Swt. Blog bisa jadi ladang amal.

Yuk ah, mau bersih2 lagi!
Semoga tidak ada yang bersin-bersin lagi sekarang!