Jumat, 28 Februari 2014
Kamis, 27 Februari 2014
Rumah Allah Yang Kurindu
Aku
rindu, sungguh dan rindu ini tak tertahankan lagi!
fhoto dimbil dari sini |
Menjawab
pertanyaan sohibul hajat yang sedang ngadain GA alias Give Away, mba Indah Nuria Safitri, kota atau negara manakah yang
pernah sahabat kunjungi atau mau dikunjungi?
Rabu, 26 Februari 2014
Cianjur Kiwari Ceuk Kuring
Nu
katelah heurin ku tangtung di lingkung gunung teh ayeuna mah lain Bandung
hungkul geuning, tapi Cianjur ogé.
Senin, 24 Februari 2014
My Bodyguards!
Kenapa harus lima?
Itu
pertanyaan saya sama almarhum suamiku dulu, dia ingin anaknya lima, padahal
saya baru saja melahirkan anak pertama.
Ada Hantu Di Hatimu
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!”””suara
Mama memanggilku seperti tarzan di dalam hutan, padahal ini baru jam tiga pagi,
sontak semua anggota rumah terbangun,
“Ada
apa Ma??”” Papa yang pertama menghampiri padahal yang dipanggil kan aku, dengan
malas aku bangun dari tempat tidur dan menghampiri, karena aku sudah tahu
mengapa Mama tiba-tiba berteriak di pagi buta.
“Lihat
Pa!, tuhh!!” Mama menunjuk sesuatu di kamar mandi sambil menutup hidungnya
dengan kerudung, kemudian...
“Woeekkk!!”
Mama muntah-muntah
“Aa!!”
panggil Papa tegas, matanya melotot seolah mau copot, aku mengkeret mendengar teriakan Papa dan melihat matanya yang
beringas,
“Ya
Pa!” aku mendekat dengan takut bak seekor kucing yang ketahuan maling ikan,
“Kerjaan
siapa itu?” Papa membentakku,
“
Aku Pa!” terpaksa aku harus ngaku karena takut jika tidak pasti Papa akan
semakin beringas, lebih galak dari singa jantan,
“Bersihkan!!
Cepatt!!” bentak Papa, tangannya menunjuk ke arah kamar mandi, akupun menuruti
perintahnya.
Gara-gara
aku penakut! gini nih akhirnya, pagi-pagi berdingin ria membersihkan kamar
mandi yang memang kotor dan bau sesuatu, habisnya semalam aku terburu-buru
ceboknya, dan tak sadar ada yang tersisa dan menempel diujung closet,
Beuhh
sial, kemarin sore sehabis sholat Maghrib aku makan nasi goreng pedas, dan
tengah malam perutku mulas, terpaksa ke kamar mandi tengah malam, sendiri, dan
terburu-buru tentunya.
***
Engga
tahu nih, kenapa aku penakut ya? Padahal Papa dan Mama tidak, kedua adikku juga
tidak, lalu aku turunan dari siapa? Kakek nenekku juga bukan penakut tuh? Apalagi
mereka pernah tinggal di sebuah rumah di dekat hutan belantara, kalau mereka
penakut mngkin sudah kabur dari rumah itu sejak dulu, tapi mereka tinggal di
rumah angker itu sampai akhir hayat, alasannya mereka tak suka dengan suara
hikuk pikuk dan bising di kota, jadi lebih suka memilih membuka lahan dekat hutan
dan membangun sebuah rumah yang kami sebut Villa Aki.
Aku?
Penakut banget, bahkan konyol, kadang diluar akal sehat. Sebab karena berjiwa
penakut itu, aku banyak melakukan hal-hal yang konyol yang terkadang memalukan
keluargaku, ya seperti kejadian tadi pagi, aku buang air besar di malam hari,
namun karena terburu-buru, dan perasaan takut yang menyergap, aku cebok
asal-asalan dan masih ada sisa kotoran di closet,
hiiyyy hueekkk!!
Aku
sendiri sebenarnya geuleuhan*, selalu
jijik jika melihat kotoran, namun aku sering kehilangan akal sehat jika harus
ke kamar mandi tengah malam, apalagi jika sendirian.
Pernah
suatu malam, aku mulas luar biasa, ya penyebabnya gara-gara makan semangkuk mie
tek-tek yang dikasih sambal super pedas,
aku sok jago makan pedas, namun akhirnya aku sedniri yang repot karena harus ke
kamar mandi tengah malam, memangnya mau buang air besar di kamar? Huaaa engga
ding! Aku bukan bayi atau anak balita lagi, yaaaa terpaksa aku harus ke kamar mandi,
dengan perasaan takut aku bangun,
“Sam,
bangun Sam!” aku goyangkan badan Isam adikku yang sedang terlelap,
“Hoammmm”
Isam hanya menguap kemudian tertidur lagi, pulas sampai ngorok,
“Sam!!!
Bangun!!!!” aku berbisik keras di telinganya, tapi dasar kebluk*, dia terlelap dengan damainya, kugoncangkan badannya lebih
keras, tetap dia tak bangun,
Perutku
mulai melilit minta segera dikuras, mau kubangunkan Nayla di kamar sebelah
sudah pasti akan berisik karena Nayla selalu mengunci kamarnya sendiri, sebab
dia tidur sendirian.
Jika
berisik ototamis Papa atau Mama akan terbangun dan melotot, apalagi jika mereka
tahu aku minta diantar ke kamar mandi, woohhh cilaka dua belas itu mah!
“Sammmm!!!”
kuguncangkan badan adikku lebih keras setengah berteriak di kupingnya yang rada
budek, lagi melotot aja kurang denger apalagi lagi ngimpi kayak gini!!
Haahhh
aku putus asa bro!,
“Meongggg,
meonggg!!!” terdengar suara si Bleki mengeong, dan ting! Aku dapat ide, si Bleki
nampaknya minta makan malam-malam, segera kuhampiri dia yang seang mengendus di
bawah kaki meja makan, lalu kugendong, kubuka lemari makan, aku bersyukur
karena aku temukan sepotong ikan goreng di atas piring.
Sudah
tahu apa yang terjadi? Si kucing kuberi makan, namun tidak di bawah kolong meja
makan seperti biasa, tapi dia kugendong dan kuberi makan di kamar mandi.
Hasyehhhh!!
Senangnya
ada teman yang mau menemani aku buang air besar malam,ini, dan segera kutunaikan
hajatku selagi si kucing asyik makan ikan goreng di depanku, untungnya dia
bukan manusia, coba kalau Isam atau Nayla yang kusuruh makan di depanku yang
sedang buang hajat, hwaaaa... mana mau mereka meski dibayar lima jeti juga, lagian siapa yang mau bayar
segitu ya? Aku juga engga mungkin sanggup hehehe.
Perutku
sedikit plong, namun ternyata masih ada sisa, agak lama keluarnya, huhhh aku
mengedan lebih kuat dan lama, dan olala! si kucing sudah selesai makannya. Dia
lalu mengeong sambil berlari kesana kemari mencari jalan keluar.
Huaaaa,
rasanya aku pengen lempar tuh kucing yang terus-terus mengeong, aku takut ada
orang yang bangun karena suara eongannya yang
panik. Tanpa pikir panjang aku siram dia dengan sedikit air biar
berhenti mengeong, dan yes! Mempan! Namun hanya beberapa menit, karena kemudian
dia mengeong lagi terus menerus.
Giliran
aku yang panik sekarang, secara buang air besarku belum tuntas, arggggghhhhh!!
Akhirnya aku ‘selesaikan’ dengan paksa buang air besarku, dan segera cebok
dengan tergesa. Aku takut seseorang akan mencari sumber suara eongan kucing piaraan kami.
“Blekii,
ngeoonggg!!” samar samar terdengar suara seeorang memanggil si Bleki, adeuuhhh
aku panik bukan kepalang, segera kubuka pintu
kamar mandi dan si Bleki ngacir terbirit-birit, dia menggoyangkan badan
dan kepalanya yang sedikit basah.
“Blekiii
kamu kenapa?” ternyata Papa yang bangun, si Bleki melengos dan kembali tidur diatas ‘kasur’nya.
Aku
keluar kamar mandi mngendap-ngendap, takut Papa memergokiku yang telah mengurung
si Bleki di kamar mandi tadi.
“Aa!”
Papa ternyata melihatku,
“Ya,
Pa!”
“Si
Bleki kenapa basah?”
“Engga
tahu, Pa!” aku menunduk, tak berani menatap mata Papa yang penuh selidik
“Sepertinya
ada yang menyiram dia tadi” Papa mulai curiga, aku tak berami mengaku, segera
kulangkahkan kaki menju kamar, dan aahhh legaaa aku selamat dari amukan ‘singa
jantan’ ehhh Papa maksudnya.
Namun,
aku engga bisa bebas di pagi harinya, teriakan Mama kembali membahana, dan
semua penghuni rumah ini panik dibuatnya, akupun pasrah.
“Kamu
gimana sih sudah SMA masih juga jorok!” teriak Mama; ,lagi lagi aku hanya
menunduk dan tak ada sepatah katapun yang meluncur dari mulutku yang kaku.
“Aa,
ayo bersihkan!” suara Papa engga membuat aku mengkeret lagi, kali ini Papa nampak kalem, akupun segera ke kamar
mandi.
***
“Man,
aku minta tolong donk!” rayu Anita di depan kelas,
“Kenapa
emang?”
“Hmm
aku ada PR nihh, kamu pasti bisa bantu, kamu kan jago matematika” Pujinya
selangit, akupun berasa di atas awan, cewek cantik temen SD yang kutaksir sejak
dulu itu kini semakin sering minta bantuanku kalau ada PR matematika.
“Yaa
jangan gitu donk! Kamukan juara kelas terus!” kilahku, Anita hanya nyengir
“Udahh
kalau engga mau aku mau minta tolong Arman!” ancamnya, rupanya Anita sekarang
tahu kalau aku memang naksir dia sejak SD dulu heuheu, dan ancamannya mampu
meluluhkanku.
Akhirnya,
aku janji mau ke rumahnya habis sholat maghrib, mau bantuin dia ngerjain PR
matematika sekalian ngecengin calon mertua, kali aja mereka suka punya mantu
ganteng tapi penakut ini.
PR
Matematika sebenarnya hanya alasan Anita untuk mengajakku datang ke rumahnya,
sebenarnya dia juga naksir aku, dia berterus terang tadi setelah selesai
ngerjain PR, huaaa..dunia seperti milik berdua yang lain ngontrakk!!! Malam ini
terasa lebih indahhhh kurasakan, huussss jangan curiga dulu ah! aku masih punya
iman lhoo, engga ngapa-ngapain justru
aku yang jadi keliyengan gara-gara
ucapan Anita tadi.
“Nit!
Dah malem nih, aku harus pulang!” aku menoleh jam di tangan kiriku yang sudah
menunjukkan pukul 21 teng!
“oke
deh, nanti bantuin aku lagi ya!” senyum Anita manisss sekali, jantungku tambah
deg-degan, Anita dan mamanya mengantarku sampai ke gerbang, dan bau angker jalanan
yang sepi segera kucium diudara yang dingin, ciyussss aku ngeperr!!
‘Bisakah aku pulang
sendiri, mana jalanan sepi dan jalan kaki’ aku berbisik
dalam hati,
“Hoii
kayak yang punya iman aja, katanya suka sholat kok penakut?!!” malaikat
menertawanku dengan bisikannya di telinga kananku,
“Awass
lohhh, di depan kan ada pohon Mahoni, dulu ada yang gantung diri!, cewek cantik
yang suka godain cowok ganteng” si Iblis menakutiku
dengan berbisik di telingaku sebelah
kiri.
“Tuhannn
tolong aku, bismillahirrohmanirrohimm, bismilahi tawakltu alalloh laa haulaa
walla kuwaata illla billah!” aku ucapkan kata-kata
do’a itu beberapa kali, malu donk kalau dilihatin calon mertua, apalagi kalau
beliau tahu calon mantunya penakut,
tengsin abis dah!
Hmmm
kalo sama orang jahat sih aku engga takut, aku kan penah ikutan taekwondo, tapi
sama yang namanya setan??? Amponnn aku nyerah dahhh!!!
Malam
semakin larut, perjalanan pulang ke rumah yang jaraknya hanya empat ratus meter
terasa jauh dan lama, dan rasa takut itu semakin kuat, akupun berjalan cepat
bahkan terkadang berlari, apalagi ketika melewati deretan pohon mahoni di
sepanjang jalan yang sepi dan gelap ini.
‘Nahh
loohh, bener kan ada pohon mahoni? Tuhh nengok ke sebelah kiri deh, entar si
cantik berbaju putih nongol di situ’ bisik si Iblis lagi
‘Wakakakakakkk,
kan ada do’anya, baca ayat kursi atuh!’ kata malaikat
tak mau kalah, aku pun segera komat-kamit baca do’a sebisaku, namun kakiin
serasa semakin berat ntuk dilangkahkan, seolah ada tali yang mengikatnya,
‘Hihihiii,
kamu engga dengar sara itu?’ tanya si iblis lagi, dia
terus menerus menggodaku, kubayangkan seringai seraut wajah rusak menyeramkan,
‘huaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!’
aku menjerit dan berlari pontang panting, laluuu bruukkk!! akupun tak sadarkan
diri,
Badanku
tearas ngilu, bibirku jontor dan terasa perih, wajahku penuh luka memar, kenapa
aku? Dikeroyok geng motorkah?
Aku
hanya bisa terbaring di ruangan serba hijau, aku berada di sebuah RS Islam.
“Alhamdulillah
kamu sudah sadar Aa!” suara Papa menyapaku,
“Pa,
aku kenapa?’
“Lhoo
kamu emang engga sadar waktu nyungsep di got sebelah rumah pak Anwar?’ tanya Papa
heran dahinya mengerut,
“Engga”
aku juga heran dan lupa kejadian semalam ketika pulang dari rumah Anita.
Lalu
aku berusaha mengingat kembali dan menceritakannya pada Papa, dan Papa hanya
terbahak-bahak mendengar ceritaku,
“Makanya
jadi orang jangan penakut, hantu itu engga
ada, yang ada adalah setan yang menggoda kita spaya kita jadi penakut dan
kehilangan akal sehat!” Papa menjawil pipiku yang lebam,
“Aaaaawww!!”
sontak aku menjerit keras
Tapi,
ingin rasanya aku menceritakan tentang ‘penemuan’ eh ‘penampakan’ waktu aku masih
berusia tiga tahun dulu, tapi aku selalu mengurungkan niat itu, sebab aku yakin
Mama dan Papa tak akan pernah percaya pada ceritaku padahal aku betul-betul
mengalaminya.
Waktu
itu kami menginap di rumah kakek yang letaknya dekat dengan hutan, rumah
panggung yang luas sekali, kalau siang hari memang sangat membuat kami betah sebab
udaranya sejuk dan pemandangannya indah, selain itu ada kolam ikan dan kebun
buah, tapi kalau malam hari? Dinginnya sampai menusuk tulang serta suasananya
sangat sepi dan menyeramkan.
Malam
itu aku tidur di kamar tamu bersama Papa dan Mama yang sedang hamil adikku Isam,
aku terbangun di tengah malam, dan kulihat Mama, dan Papa sedang tertidur
pulas.
Tiba-tiba
aku ingin sekali mengintip keluar jendela, tanpa rasa takut sebagaimana semua
anak kecil yang tak pernah takut pada apapun, aku sibakkan tirai jendela kamar
itu, dan nampaklah sesosok wajah berwarna merah menyala, seluruh badannyapun
merah, aku kembali tutup tirai jendela itu dan segera memeluk Mama dari
belakang, dari sanalah aku mulai jadi penakut sampai sekarang.
****
Obrolan Di Sore Hari
Cianjur, 22 Februari 2014.
Hujan
mengguyur Cianjur sejak pagi dini hari sampai tengah malam menjelang keesokan
harinya, hujan seakan tak mau berhenti sama sekali untuk terus membasahi tanah
dan rumah kami, Alhamdulillah kami bersyukur untuk itu semua, itu artinya kami
masih mempunyai cadangan air dalam perut bumi untuk kami pergunakan nanti jika
musim kemarau tiba.
Kamis, 20 Februari 2014
Abang, Si Anak Permen
“Abangggg!!!”
panggil teman-teman serempak, Abang baru datang ke taman bermain di depan
komplek rumah kami, semua anak suka bermain dengan Abang. Aku juga demikian.
Belajar Dari Tetangga
Saya
tinggal di Cianjur kota, dekat dengan Pasar, Pertokoan, dan Perkantoran, *Siapa yang nanya ya? Hehehe
Rabu, 19 Februari 2014
Mau Punya Pensiunan? Pasti donkk!!
Punya
uang pensiun, mau kan? Mau banget!
Tapi
kan saya bukan PNS atau Karyawan perusahaan besar?
Senin, 17 Februari 2014
Naik Becak Yuk!!!
Kalau
ada yang nanya saya, apa alat transfortasi darat yang paling kamu suka? Jawaban
saya pasti BECAK!
Becak di kota Solo, gambar diambil darihttp://id.wikipedia.org/wiki/Becak |
Kenapa
sih suka naik Becak?
Kamis, 13 Februari 2014
Hikmah Di Balik Ujian
Gunung
Kelud meletus lagi!
Kabar
pagi yang menghebohkan seantero Nusantara bahkan dunia, dan konon letusannya
mencapai 17 000 km, lebih dahsyat dari letusan terakhir di tahun 1990.
Kamis, 06 Februari 2014
Ngantri donk ,Mak!
Bagaimana
perasaan anda jika sedang antri ada yang menyerobot antrian anda? Perasaan
dongkol dan kesal bukan?!
Pilah-pilih Teman
Senangnya punya teman banyak, baik di dunia maya
maupun di dunia nyata, namunnn???
Bermain sambil belajar
“Ma,
ayo main!” ajak duo unyu anak saya
Abang dan Ade (Uisa 4 dan 2 tahun), padahal waktu itu saya sedang bete, tapi kasihan juga mereka kalau
saya tak mengabulkan permintaannya.
Februari Bahagia, Februari Berduka.
Februari 2014 is coming,
Ada
dua kenangan di bulan februari yang tidak akan saya lupakan sepanjang hidup,
yaitu februari tahun 1998 dan februari tahun 2012.
Langganan:
Postingan (Atom)