Daftar Isi

Kamis, 06 Februari 2014

Pilih Atas atau Bawah?



Setiap hari saya harus bolak-balik ke atas dan kebawah, maksudnya?

Karena ukuran rumah saya yang super mini, luas tanahnya hanya kurang lebih 48 meter persegi, jadi supaya luas dibuatlah dua lantai. 

Sebelumnya rumah ini milik orangtua saya, namun karena ayah saya mau membagikan sedikit ‘hibah’ untuk putri-putrinya yang belum kebagian, akhirnya rumah itu dijualnya ke saya yang harus boyongan pindah rumah mendadak dari Bandung ke Cianjur.

Yup, jadilah an old small house ini berpindah kepemilikkan. Alhamdulillah walaupun kecil tapi membuat saya dan anak-anak betah, karena akses kemana-mana gampang, dekat dengan keluarga besar saya dan keluarga almarhum suami.

Rumah mungil ini membuat saya capek sedikit awalnya, karena harus naik turun tangga, entah berapa kali saya harus melakukan hal ini setiap harinya.

Kamar tidur, ruang nonton tv, dan ruang nyetrika ada  di lantai atas ,begitu juga jemuran ada di teras atas, sedangkan ruang tamu, gudang, dapur, kamar mandi dan juga warung ada di lantai bawah. Nyaris tak punya halaman walaupun sejengkal, karena lahan habis untuk bangunan saja.

Untuk menyiasati supaya saya tidak terlalu lelah dan mengirit waktu, ketika naik ke lantai atas, saya segera mengedarkan pandangan ke sekeliling, dan berfikir, apa yang bisa dan harus saya kerjakan diatas sekarang? Saat itu pun saya kerjakan, misalnya membereskan tempat tidur, menyapu lantai, menjemur atau menulis.

Begitu juga sebaliknya, ketika ada di lantai bawah, saya lakukan hal yang sama, apa yang harus dan bisa saya kerjakan saat itu, seperti mencuci piring mencuci baju, menyapu lantai, membereskan gudang dan memasak dan sebagainya.

Karena jika tidak mengatur waktu dan kesempatan itu, saya akan kelelahan, selain faktor usia, sayapun memiliki warung sembako yang buka sejak pagi sekitar jam enam pagi sampai sore jam enam juga, yang namanya pembeli tidak tahu kapan datangnya, tidak bisa diprediksi bukan?

Walaupun anak tangga itu cuma ada sepuluh buah, tapi lama-lama membuat betis saya pegal juga, engga kebayang kalau harus naik turun tangga setiap sepuluh menit sekali J, nanti betisku mengalahkan betisnya Emang-emang (Abang-abang) becak donk :D

 Hufff!

Semua itu lalu membuat saya berfikir, bagaimana dengan kehidupan bermasyarakat?

Adakalanya hidup kita di atas dan adakalanya dibawah, secara ekonomi ataupun secara sosial, karena hidup itu bagaikan roda yang selalu berputar.

Saya merenung sejenak, mengambil hikmah dari kejadian sehari-hari di rumah, saya ambil kesimpulan bahwa ketika secara ekonomi atau sosial kita berada di atas, maka kerjakan kebaikan sebanyak mungkin sesuai kemampuan,  begitu juga sebaliknya, ketika berada di bawah, kerjakan kebaikan sebanyak mungkin sesuai kemampuan.

Segala sesuatu pasti ada hikmahnya, Alhamdulillah bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa.

2 komentar:

  1. Nah, kalau nulis untuk blog itu biasanya dimana Teh? Diatas sambil nonton tv atau dibawah sambil jaga warung?
    Abdi kabita, hoyong ngawarung sembako Teh. Engkin ah upami tos berkeluarga saja...

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya engga bisa nulis sabil nonton, seringnya sih, sambil jaga warung kalau siang dan kalau malam diatas sambil nngguin anak2 belajar, sok atuh ngawarung, tapi kerja yang sudah tetap jangan ditinggalkan, biar istrimu nannti yang jaga warung mah, Ok!

      Hapus